Bobo.id - Siapa yang rajin berkunjung ke perpustakaan? Biasanya perpustakaan mana yang sering teman-teman kunjungi?
Apakah perpustakaan sekolah atau perpustakaan desa?
Ya, ternyata ada desa yang sudah memiliki perpustakaan sendiri. Keren, ya!
Apakah desamu atau lingkungan di sekitarmu juga sudah memiliki perpustakaan sendiri?
Mungkin perpustakaan Desa Kalisidi, Ungaran, Kabupaten Semarang ini bisa menjadi contoh.
Baca Juga : Perpustakaan Raksasa ini Menyimpan 1,2 Juta Buku #AkuBacaAkuTahu
Pinjam Buku Bayar dengan Sampah Plastik
Tidak hanya keren karena sudah memiliki perpustakaan desa sendiri, teman-teman.
Namun, yang spesial justru perpustakaan ini ikut menanamkan kesadaran lingkungan sambil meningkatkan minat baca kepada anak-anak di desa tersebut.
Wah, bagaimana maksudnya, ya?
Baca Juga : Dongeng Anak Bona and Friends: Perpustakaan
Jadi begini, teman-teman. Apabila ingin meminjam buku, teman-teman di desa Kalisidi, Ungaran Barat harus membayar.
Eits, tapi membayarnya bukan dengan uang, melainkan dengan cara menyerahkan sampah plastik.
Sampah plastik ini dapat berupa satu botol plastik, tiga gelas plastik bekas atau lima lembar bungkus plastik atau kaleng bekas.
Baca Juga : Unik! Perpustakaan Ini dibuat Dari Ember Es Krim #akubacaakutahu
Nah, rata-rata teman-teman di Desa Kalisidi ini meminjam buku dua hingga tiga buku per hari.
Teman-teman di desa ini juga sangat menyukai buku anak-anak.
Perpustakaan Sederhana di Lereng Gunung
Jangan bayangkan perpustakaan ini berupa gedung yang besar dengan koleksi buku yang banyak, serta fasilitas yang menunjang, ya, teman-teman.
Baca Juga : Perpustakaan Sebagai Kado Seabad Kemerdekaan Finlandia
Perpustakaan ini justru kecil dan sangat sederhana, letaknya saja berada di lereng Gunung Ungaran.
Perpustakaan ini tampak biasa saja, hanya ada rak yang di dalamnya tersusun rapi buku cerita, buku pengetahuan, hingga buku keterampilan.
Perpustakaan ini dibuka setiap hari dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.
Baca Juga : 5 Perpustakaan Paling Unik di Dunia, Ingin Berkunjung? #akubacaakutahu
Biasanya yang berkunjung ke perpustakaan ini mulai dari usia SD, SMP, hingga SMA.
Wah, minat baca di desa Kalisidi ini patut diacungi jempol, ya, teman-teman.
Nah, harapannya dengan diberlakukan sistem ini, anak-anak di Desa Kalisidi semakin mencintai lingkungan dan kebersihan.
Baca Juga : Sejarah Perpustakaan Dunia, Ada Sejak 2.000 Tahun Lalu #akubacaakutahu
Daripada dibakar dan membuat asap yang merusak lingkungan, lebih baik sampah ini dikumpulkan dan bisa dimanfaatkan.
Wah, semoga perpustakaan Desa Kalisidi ini dapat menginspirasi daerah-daerah lainnya, ya.
Lihat video ini juga, ya.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR