Bobo.id - Di Indonesia, pernah dibuat sebuah inovasi plastik ramah lingkungan, teman-teman.
Plastik ini terbuat dari bahan yang berbeda dengan plastik lainnya, lo, yaitu terbuat dari singkong.
Beberapa produk plastik ramah lingkungan ini adalah Ecoplas, Telobag, dan Bio Cassava Bag.
Hal yang semakin membuat bangga, plastik ramah lingkungan ini semuanya dibuat oleh orang Indonesia, nih!
Baca Juga : Sering Dianggap Menyeramkan, Kita Cari Tahu Fakta Tentang Gua, yuk!
Plastik ramah lingkungan yang juga disebut bioplastik ini terbuat dari polimer biologis yang dihasilkan dari tapioka atau tepung singkong.
Pembuatan plastik ramah lingkungan ini adalah sebuah cara untuk mengurangi limbah sampah plastik yang tidak bisa terurai.
Berbeda dengan plastik pada umumnya yang membutuhkan waktu lama untuk terurai, bioplastik lebih mudah terurai.
Nah, kalau di Indonesia ada plastik dari singkong, para peneliti dari Pennsylvania State University saat ini mencoba membuat bioplastik dari bahan lain, lo.
Bioplastik buatan peneliti Pennsylvania State University terbuat dari gigi cumi-cumi, nih, teman-teman!
Bioplastik dari Gigi Cumi-Cumi
Cumi-cumi dianggap mempunyai protein luar biasa yang bisa mengubah bahan dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh plastik biasa.
Nah, protein luar biasa ini ada di bagian gigi cincin lengan cumi predator dan ramah lingkungan serta dapat terurai secara alami.
Baca Juga : Coral Triangle, Kawasan Karang Luas yang Jadi Tempat Tinggal Banyak Hewan Laut
Keistimewaan lain dari protein ini adalah mampu diproduksi dalam jumlah besar dan berkelanjutan dengan cara pembudidayaan di laboratorium.
Keistimewaan tersebutlah yang kemudian membuat peneliti mencoba membuat bioplastik dari gigi cumi-cumi.
Bisa Dibuat Baju Pintar Juga, lo!
Selain dibuat menjadi bioplastik, gigi cumi-cumi juga bisa menjadi bahan pembuatan baju pintar, lo, teman-teman.
Baju yang terbuat dari protein gigi cumi-cumi ini disebut baju pintar karena bisa memperbaiki dirinya sendiri.
Serat kain yang dilapisi dengan protein gigi cumi-cumi akan menghasilkan kain yang sangat keras.
Istimewanya, kain ini bisa memperbaiki diri jika rusak dengan diberi sedikit panas dan tekanan.
Dengan kemampuan ini, membuat peneliti memungkinkan untuk mengembangkan baju pintar yang bisa melindungi pemakainya, teman-teman.
Baca Juga : Teknologi VR Jadi Terapi Fobia Teman-Teman Berkebutuhan Khusus
Gigi Cumi-Cumi di Alat Pengisap
Untuk memakan mangsanya, cumi-cumi akan menggunakan alat pengisap yang kuat di ujung tentakel mereka.
Selain bisa mengisap dengan kuat, alat pengisap ini juga dilengkapi dengan gigi-gigi yang disebut squid ring teeth atau SRT.
Nah, peneliti kemudian menemukan bahwa SRT ini memiliki protein yang bisa diubah menjadi serat dan lapisan yang keras tapi fleksibel.
Bahan biopolimer ini punya sifat yang unik dan tidak mudah ditemukan di bahan polimer sintetis seperti plastik, lo.
Dan yang lebih penting, biopolimer ini mempunyai sifat yang berkelanjutan dan bisa direkayasa untuk meningkatkan kemampuan fisik mereka.
Protein Hanya Berjumlah Sedikit
Meskipun punya protein yang bisa dimanfaatkan, seekor cumi dengan ukuran rata-rata hanya mampu mengandung sekitar 100 miligram protein SRT saja, nih.
Baca Juga : Tubuh Selalu Berkeringat Setelah Minum Obat Demam? Ini Sebabnya
Padahal, untuk membuat bioplastik dan baju pintar, tentu dibutuhkan jumlah yang lebih besar.
Nah, untuk menyiasati masalah tersebut, para peneliti melakukan rekayasa bakteri E. coli secara genetik untuk menumbuhkan bakteri tersebut.
Untuk melakukan rekayasa genetik, peneliti akan melakukan proses yang berbasis fermentasi dengan menggunakan air, gula, dan oksigen untuk menghasilkan biopolimer.
Dengan cara ini, peneliti bisa memperoleh protein dalam jumlah yang lebih banyak tanpa menghabiskan sumber daya alami cumi, lo, teman-teman.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR