Bobo.id - Siapa yang suka makan roti sebagai menu sarapan di pagi hari atau mengonsumsi yogurt yang dilengkapi buah-buahan saat sore hari?
Nah, tahukah teman-teman kalau roti dan yogurt adalah beberapa contoh makanan dan minuman yang sudah melalui proses bernama fermentasi?
Ternyata tidak hanya roti dan yogurt saja, lo, makanan dan minuman yang dibuat dengan proses fermentasi.
O iya, proses ini terjadi karena adanya organisme tertentu yang membantu mengubah makanan atau minuman menjadi terfermentasi.
Baca Juga : Hati-Hati, 4 Kebiasan Ini Bisa Membuat Gigi Kita Jadi Hitam
Meskipun dilakukan oleh beberapa organisme tertentu, proses fermentasi ini berbeda dengan proses yang menyebabkan makanan kita basi, lo, teman-teman.
Proses apa yang terjadi saat terjadi fermentasi, ya? Yuk, cari tahu bersama-sama proses apa yang terjadi saat fermentasi berlangsung!
Apa Itu Fermentasi?
Nah, sebenarnya fermentasi itu apa, ya, kenapa bisa mengubah makanan yang kita konsumsi tapi tidak membuatnya menjadi basi?
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dengan menggunakan keadaan yang disebut dengan anaerobik.
Anaerobik dapat diartikan sebagai "tanpa udara" atau tanpa oksigen, teman-teman.
Kata anaerobik ini berlawanan dengan kata aerobik atau proses biologis yang terjadi di mana ada oksigen yang terlarut.
Sebab itu dalam keadaan anaerobik, tidak ada udara atau oksigen bebas yang terlibat dalam proses tersebut.
Saat fermentasi berlangsung, terjadi proses berubahnya karbohidrat seperti pati atau gula menjadi alkohol, asam, atau gas.
Baca Juga : Bisakah Sidik Jari Manusia Menghilang?
Itulah sebabnya, dalam proses fermentasi, gula adalah salah satu bahan paling umum yang digunakan dalam proses fermentasi.
Ragi Menyebabkan Adanya Proses Fermentasi
Agar fermentasi dapat berlangsung, diperlukan adanya mikroorganisme yang akan membantu memecah glukosa menjadi alkohol atau asam.
Salah satu mikroorganisme yang penting dalam proses fermentasi adalah ragi, teman-teman, yaitu merupakan satu dari sektiar 1.500 spesies jamur bersel satu.
Ragi bisa ditemukan di seluruh permukaan Bumi, termasuk tanah dan permukaan tanaman yang mempunyai kandungan gula yang tinggi, seperti di nektar pada bunga dan buah-buahan.
Karena dapat ditemukan hampir di seluruh permukaan Bumi, maka ada ratusan jenis ragi, nih, teman-teman.
Tapi yang biasanya digunakan dalam proses fermentasi makanan dan minuman kita adalah jenis Saccharomyces cerevisiae.
Nah, dalam proses fermentasi, ragi akan memecah gula menjadi dua bentuk, yaitu alkohol dan karbon dioksida.
Baca Juga : Mengapa Wajah Kita Jadi Merah Saat Gugup atau Malu? #AkuBacaAkuTahu
Karbon dioksida ini akan membentuk gelembung-gelembung di permukaan makanan atau minuman yang difermentasi.
Gelembung-gelembung karbon dioksida ini bisa teman-teman lihat saat membantu mama membuat roti, lo.
Ketika adonan roti yang sudah dicampur dengan ragi dan didiamkan beberapa saat, maka adonan roti akan mengembang. Nah, adonan tersebut mengembang karena ragi sudah memecah gula menjadi karbon dioksida.
Proses ini disebut dengan glikolisis, yaitu jalur metabolisme yang mengubah glukosa menjadi asam piruvat yang digunakan untuk menghasilkan energi.
Tidak Ada Udara Selama Proses Fermentasi
Proses fermentasi berlangsung dalam keadaan anaerobik atau tanpa udara, teman-teman.
Kenapa dalam proses fermentasi tidak membutuhkan udara, ya? Padahal ada mikroorganisme yang mengubah glukosa menjadi alkohol atau asam.
Nah, ternyata saat ada oksigen terlibat dalam proses ini, asam piruvat akan memasuki serangkaian reaksi kimia yang dapat berlanjut ke rantai atau proses pernapasan.
Sedangkan jika tidak ada oksigen yang terlibat dalam proses fermentasi, asam purivat akan memecah gula menjadi karbon dioksida atau zat lain, tergantung dengan sel atau ragi yang digunakan.
Baca Juga : Sering Dibicarakan, Apa Itu Pemanasan Global? #AkuBacaAkuTahu
Dalam membuat roti misalnya, kita bisa melihat karbon dioksida yang dihasilkan oleh ragi akan menyebabkan adonan mengembang. Sementara alkohol akan menguap dari adonan selama proses pemanggangan.
Fermentasi Juga Terjadi Pada Tubuh Kita, lo!
Proses fermentasi ternyata tidak hanya terjadi pada makanan dan minuman yang ktia konsumsi saja, teman-teman, tapi juga bisa terjadi pada tubuh manusia, bahkan hewan.
Tapi tentu saja, proses fermentasi pada tubuh manusia dan hewan tidak memerlukan ragi, teman-teman. Hihihi...
Proses fermentasi yang terjadi dalam tubuh disebut dengan fermentasi asam laktat yang terjadi di derah otot.
O iya, fermentasi asam laktat yang terjadi di tubuh manusia juga digunakan pada proses fermentasi yang terjadi pada yogurt, lo, karena mengubah laktosa menjadi asam laktat.
Fermentasi asam laktat pada otot manusia akan terjadi saat otot kita kekurangan oksigen, padahal kita membutuhkan energi yang cukup banyak, nih, teman-teman.
Asam laktat sendiri adalah hasil metabolisme karbohidrat tanpa menggunakan oksigen dan terjadi dalam sel otot ketika oksigen tidak mencukupi untuk mendukung produksi energi.
Nah, penggunaan hasil fermentasi asam laktat ini misalnya adalah saat kita menggunakan tangan untuk mengambil sesuatu.
Baca Juga : Tidak Hanya Warna Hijau, Inilah Pigmen-Pigmen Warna pada Tumbuhan
Gerakan tadi akan menghasilkan energi yang membuat kita bisa mengambil benda tersebut, karena asam laktat yang dihasilkan terkumpul di otot-otot tubuh kita.
Mekipun asam laktat berguna bagi tubuh, tapi asam laktat juga akan menyebabkan tubuh kita menjadi pegal kalau terdapat terlalu banyak asam laktat di tubuh kita, lo.
Hal ini terjadi karena gula yang dipecah tubuh kita tidak berubah menjadi gula, tapi justru menjadi asam laktat.
Nah, inilah sebabnya saat tubuh terasa pegal, mandi bisa menghilangkan pegal-pegal karena asam laktat mudah larut dan dibuang oleh tubuh.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | nature.com,thought.co |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR