Bobo.id - Tahukah teman-teman tentang hewan amfibi?
Ada berbagai jenis hewan, mulai dari mamalia, ikan, reptil, unggas, atau amfibi yang bisa hidup di darat dan air.
Nah, kalau dilihat, amfibi adalah hewan yang unik, teman-teman, karena bisa hidup di dua keadaan yang berbeda, yaitu di darat dan air.
Karena bisa hidup di dua tempat yang berbeda, kira-kira bagaimana amfibi melakukan proses respirasi atau pernapasan, ya?
Apakah amfibi bernapas menggunakan paru-paru seperti mamalia? Atau justru mempunyai insang seperti ikan?
Baca Juga : 5 Serangga Paling Aneh di Dunia, Ada yang Pernah Melihatnya?
Hidup di Air dan di Darat
Berbeda dengan hewan lainnya seperti mamalia dan ikan, amfibi bisa hidup di dua tempat, yaitu di air dan darat.
Kehidupan awal amfibi yang berupa larva dimulai dengan tinggal di dalam air. Kemudian saat sudah tumbuh menjadi usia remaja atau dewasa, amfibi akan mulai keluar dari air untuk hidup di air dan darat.
O iya, nama amfibi sendiri diambil dari bahasa Yunani Kuno yang berarti "dua jenis kehidupan", lo, karena kemampuan amfibi untuk hidup di du tempat yang berbeda.
Awalnya, istilah ini digunakan untuk hewan yang bsia hidup di darat maupun air, termasuk anjing laut dan berang-berang.
Tapi saat ini hewan amfibi hanya terbagi dalam 3 kelompok, yaitu anura yang termasuk berbagai jenis katak, apoda atau hewan amfibi yang tidak memiliki ekor serta kaki, dan arodela yang termasuk hewan salamander.
Sistem Pernapasan Berubah
Selain unik karena bisa hidup di dua tempat yang berbeda, sistem pernapasan amfibi juga unik, lo, teman-teman.
Baca Juga : Apakah Harimau Putih adalah Spesies yang Berbeda? #AkuBacaAkuTahu
Sebelum menjadi katak, bentuk awal hewan amfibi ini adalah kecebong dan bernapas dengan menggunakan mulutnya.
Kecebong akan menghirup air melalui mulutnya dan mengalirkan air yang mengandung oksigen melalui insang yang mengandung pembuluh darah kecil.
Oksigen akan diambil kecebong saat menghirup air dan mengeluarkan karbondioksida melalui bukaan insang.
Saat masih menjadi kecebong, mereka tidak memiliki tangan dan kaki seperti katak.
Tapi sebagai gantinya, mereka memiliki ekor besar dan pipih yang berguna untuk membantunya berenang seperti kebanyakan ikan.
Selanjutnya, kecebong akan berubah menjadi berudu dan melakukan banyak metamorfosis atau perubahan bentuk tubuh yang lama-lama membuatnya menjadi katak.
Perubahan berudu berlangsung secara bertahap dimulai dari menumbuhkan kaki belakang lebih dulu kemudian diikuti dengan pertumbuhan kaki depannya.
Setelah kaki belakang dan kaki depannya tumbuh, secara perlahan ekor yang dimilikinya saat masih menjadi kecebong akan terserap, teman-teman.
Nah, saat proses metamorfosis itulah sistem pernapasan hewan amfibi ini juga berubah.
Baca Juga : Setelah Lebih dari 1 Abad, Kura-Kura Raksasa Kembali Ditemukan di Galapagos
Kalau awalnya kecebong bernapas dengan menggunakan insang, maka saat mereka berubah menjadi katak, insang juga ikut berubah menjadi paru-paru.
Alat pernapasan hewan amfibi berubah dari insang menjadi paru-paru berlangsung saat perkembangan kaki juga berlangsung.
Tapi kadang ada kecebong yang proses metamorfosisnya berjalan lambat, teman-teman.
Hal ini menyebabkan banyak kecebong ditemukan di dekat permukaan air untuk menghirup udara.
Pada tahap akhir metamorfosis, mulut kecebong yang berukuran kecil berubah menjadi lebih lebar dan berukuran sama dengan lebar kepala.
Bagaimana Amfibi Bernapas?
Ternyata tidak hanya katak, lo, amfibi yang bermetamorfosis dari sistem pernapasan berupa indang menjadi paru-paru.
Banyak amfibi muda yang sebelum menjadi dewasa memiliki insang berbulu yang digunakan untuk mengambil oksigen dari air yang diisapnya.
Setelah mereka dewasa, maka insang tersebut berubah menjadi paru-paru yang berguna untuk menyerap oksigen dan membawanya ke aliran darah.
Baca Juga : Ada Burung yang Tidur Sambil Terbang, Bagaimana Ia Melakukannya?
Tapi ada juga hewan amfibi yang mempertahankan insangnya sampai dewasa, yaitu salamander axolotl.
Paru-paru amfibi lebih primitif karena memiliki septa internal atau sekat yang memisahkan alveoli dengan jaringan paru-paru lebih sedikit sedangkan alveolinya berukuran besar.
Hal ini menyebabkan tingkat pertukaran gas lebih lambat agar oksigen bisa masuk ke dalam aliran darah mereka.
Selain paru-paru, sistem pernapasan hewan amfibi juga unik, teman-teman, karena mereka bisa bernapas melalui kulitnya, lo.
Kulit amfibi bisa menyerap air yang kemudian akan terjadi proses pertukaran gas melalui kulit atau respirasi kulit.
Nah, dengan proses pertukaran gas dalam tubuh yang bisa dilakukan melalui kulit.
Hal ini memungkinkan amfibi dewasa tidak perlu naik ke permukaan untuk mendapatkan oksigen.
Agar proses respirasi kulit pada amfibi tetap berjalan lancar, maka mereka harus selalu menjaga permukaan kulitnya selalu lembap.
Baca Juga : 5 Hewan Betina Paling Cantik di Dunia, Lihat Kecantikannya, yuk!
Kulit amfibi yang selalu lembap memungkinkan oksigen bisa terhirup oleh kulit mereka dan bercampur dengan darah.
Banyak hewan amfibi yang lebih mengandalkan pernapasan melalui kulit dibandingkan dengan mengirup oksigen melalui paru-paru, lo, seperti katak air Titicaca dan salamander hellbender.
Penyebabnya adalah karena tingkat oksigen dalam air bertambah pada saat suhu rendah dan laju aliran air tinggi.
Wah, ternyata pernapasan hewan amfibi seperti katak dan salamander keren dan unik, ya, bahkan bisa menggunakan 2 macam pernapasan.
Source | : | National Geographic,factmonster.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR