Bobo.id - Hei teman-teman, pasti sudah tidak sabar ingin membaca cerita hari ini.
Cerita misteri hari ini bercerita tentang kakak yang kembali.
Penasaran? Yuk, langsung saja kita baca cerita misteri hari ini.
-----------------------------------------------------
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 1) Musibah di Aldershot
Henry Wood lalu mengangguk membenarkan cerita Holmes.
"Betul, Pak. Ketika Barclay melihat saya, dia tersentak kaget sekali. Baru kali itu saya melihat orang yang terkejut sampai seperti itu. Matanya mendelik besar seperti melihat hantu. Wajahnya sangat ketakutan.
Dia langsung terjatuh, dan kepalanya terbentur tepian perapian. Tapi setelah melihat ekspresi wajahnya, saya yakin, dia sudah mati sebelum terjatuh. Begitu melihat saya, jantungnya bagaikan tertembak oleh rasa bersalahnya. Mungkin rasa bersalahnya itu terus-menerus menghantuinya selama ini.”
"Lalu?" tanya Holmes penasaran.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 2) Kisah Kolonel Barclay
"Lalu Nancy jatuh pingsan. Saya mengambil kunci pintu yang digenggam Nancy untuk membuka pintu dan mencari pertolongan. Tapi saya lalu berpikir, sebaiknya saya lari saja. Keadaan saya sangat tidak menguntungkan.
Kalau polisi menahan saya, rahasia saya pasti akan terbuka. Karena terburu-buru, saya malah memasukkan kunci ruangan itu ke kantong baju saya. Tongkat saya malah tertinggal waktu saya mengejar Teddy yang lari menaiki gorden. Rupanya Teddy terlepas tanpa setahu saya.
Begitu tertangkap, saya langsung memasukkan Teddy ke kotaknya. Lalu saya kabur dari tempat itu secepat mungkin," ujar Henry Wood.
"Teddy itu siapa?" tanya Holmes.
Henry Wood bergerak ke samping untuk meraih sebuah kotak di sudut kamar. Ia membuka tutupnya. Dari kotak itu, keluarlah seekor binatang berwarna cokelat kemerahan yang lucu, ramping, dan lembut. Kakinya seperti kaki serigala, hidungnya panjang dan kurus, matanya merah. Hewan yang sangat indah.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 3) Kunci yang Hilang
"Musang!" seru dokter Watson.
"Yah, ada yang menyebutnya begitu. Ada juga yang menyebutnya cerpelai," kata Henry Wood. "Saya menjulukinya Penangkap Ular, karena Teddy amat cekatan menangkap ular kobra. Saya punya seekor kobra juga di sini, tapi gigi taringnya sudah saya copot.
Di dalam pertunjukan saya, Teddy selalu memeragakan kehebatannya menangkap kobra. Saya berkeliling mengadakan pertunjukan itu dari warung ke warung, juga di kantin barak tentara. Apakah ada yang ingin Anda tanyakan lagi, Pak?”
"Yah, kami mungkin akan membutuhkan Anda lagi kalau Bu Barclay mengalami kesulitan,” kata Holmes.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 4) Jejak Misterius
"Tentu saja saya bersedia membantu,” ujar Henry Wood mantap.
"Semoga saja tidak ada masalah, sehingga Anda tak perlu lagi menceritakan masa lalu Anda di depan polisi. Sekarang, Anda juga bisa lega, Pak Wood. Karena selama tiga puluh tahun ini, Barclay ternyata tidak bisa hidup tenang. Hidupnya terus diburu rasa bersalah,” ujar Holmes. Ia lalu melongok keluar jendela.
“Ah, itu ada Mayor Murphy lewat di seberang jalan. Selamat tinggal, Pak Wood. Saya ingin bertanya padanya, siapa tahu ada perkembangan baru tentang kasus ini," ujar Holmes lagi.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 5) Pertengkaran Pak Barclay
Ia dan dokter Waston lalu keluar dan buru-buru mengejar Mayor Murphy sebelum dia menghilang di tikungan jalan.
"Mayor Murphy…” seru Holmes.
Pria tegap yang dipanggil segera menghentikan langkahnya dan membalik badan.
“Ah, Pak Holmes," katanya. "Anda sudah dengar kabar terbaru? Ternyata, segala kerepotan kita ini tidak ada gunanya sama sekali!”
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 6) Pria yang Mengerikan
"Oh ya?"
"Pemeriksaan penyebab kematian Kolonel Barclay baru saja selesai. Bukti medis menunjukkan dengan jelas bahwa kematiannya disebabkan oleh apopleksi. Pembuluh darah otaknya pecah sehingga Kolonel Barclay pingsan mendadak. Ketika jatuh pingsan itu, kepalanya tanpa sengaja membentur tepian perapian. Jadi, kasus heboh ini berakhir begitu saja.”
"Wah, iya ya… Ternyata penyebab kematian Kolonel Barclay itu sederhana sekali. Tidak ada kasus sebetulnya,” kata Holmes sambil tersenyum. "Watson, mari kita pulang. Kurasa kita tidak diperlukan lagi di Aldershot.”
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 7) Pesulap Misterius
Dalam perjalanan ke stasiun kereta api, Holmes berkata ia sangat lega karena Henry Wood akhirnya bisa hidup dalam damai. Ia juga berharap agar Nancy, alias Bu Baclay bisa segera pulih kembali. Ia tentu akan sangat kehilangan suaminya, walau sang suami punya kisah masa lalu yang kelam.
“Semoga saja pertemuan Bu Barclay dengan sepupunya itu, bisa sedikit mengurangi kesedihannya…” kata dokter Watson.
Selesai
(Diadaptasi oleh Red. Majalah Bobo)
Dok. Majalah Bobo
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 8) Rahasia Kolonel Barclay
Tonton juga video ini, ya!
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR