Sudah cukup lama. Kulihat puncak Jam Gadang. Mita sedang asyik memotret.
“Ayo, turuuun….,” teriakku.
Mita tak mendengar teriakanku. Taman ini berdekatan dengan pasar Atas. Sangat riuh dan banyak suara. Mana bisa suaraku bersaing dengan pengeras suara.
Baca Juga : Wah, 2.700 Tahun Lalu Ada Badai Dahsyat Matahari Menghantam Bumi
Kupastikan Mita masih si atas. Lalu aku berjalan menyusuri jalan Minangkabau. Aku mau membeli souvenir buat Mita. Mungkin Mita suka miniatur Rumah Gadang untuk dibawa ke Surabaya.
Ada kaos warna- warni. Mita pasti suka. Kubeli satu. Juga ada gantungan kunci jam gadang. Setelah puas berbelanja, aku kembali ke Jam Gadang.
Tak ada Mita di atas. Mungkin ia sedang turun. Aku menunggu. Sudah lama, tetapi Mita tak muncul-muncul. Jantungku berdegup kencang. Ke mana Mita? Aku menyesal tidak membawa HP.
Baca Juga : Permainan Tradisional atau Gadget, Mana yang Lebih Baik? #AkuBacaAkuTahu
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR