Bobo.id - Dari berbagai penggalian di situs purbakala, banyak ditemukan peninggalan-peninggalan kuno, seperti peralatan yang digunakan pada masa itu.
Patung orang-orang yang dimuliakan atau petinggi-petinggi juga banyak ditemukan di situs tersebut, lo.
Tapi kadang patung yang ditemukan ini tidak lagi utuh atau lengkap, teman-teman. Ada yang hanya berupa kepala atau bagian lainnya hilang.
Selain itu, kadang ada juga patung yang beberapa bagian wajahnya hilang, seperti telinga atau hidung.
Baca Juga : Pameran Italia di Museum Gajah, 70 Tahun Hubungan Indonesia dan Italia
Dari kedua bagian wajah ini, para arkeolog paling sering menemukan patung yang kehilangan hidungnya, nih, teman-teman.
Banyaknya patung yang kehilangan hidung ini membuat para arkeolog penasaran dan melakukan beberapa penelitian.
Dari penelitian tersebut, ada beberapa kemungkinan yang didapatkan oleh para arkeolog dan peneliti, lo. Apa saja, ya?
Menghilangkan Roh dari Patung
Pada masa Mesir Kuno, orang-orang percaya bahwa patung-patung orang yang sudah meninggal masih berisi jiwa orang yang meninggal atau bahkan dewa.
Hal ini menyebabkan mereak menganggap patung tersebut sebagai portal atau perantara antara kehidupan dengan dunia supranatural para dewa dan roh.
Karena anggapan inilah, keturunan orang-orang yang dibuat patungnya tersebut kemudian memberikan persembahan sebagai cara untuk mengirim persembahan kepada dewa atas permohonan mereka.
Baca Juga : Permainan Tradisional atau Gadget, Mana yang Lebih Baik? #AkuBacaAkuTahu
Tapi ternyata mereka menganggap bahwa dewa kemudian meminta persembahan lain, yaitu penduduk Mesir.
Nah, karena tidak ingin dewa mengambil penduduk yang masih hidup, kemudian orang-orang Mesir Kuno memikirkan cara untuk menghilangkan kekuatan para dewa.
Caranya adalah dengan menghilangkan bagian tubuh tertentu yang dianggap tidak lagi akan bisa melakukan tugasnya.
Dengan menghilangkan telinga, maka dewa yang ada dalam patung tidak bisa mendengar permohonan atau doa.
Tanpa senjata, dewa dalam patung tidak bisa menerima persembahan. Tanpa hidung, maka roh dalam patung tidak bisa bernapas, yang otomatis akan menghilangkan "nyawa" dari patung tersebut.
Bangsa Mesir Kuno menganggap, dengan mengilangkan nyawa dari patung tersebut, maka dewa yang ada di dalam patung tidak bisa membalas dendam kepada orang-orang yang masih hidup.
Kejadian Alami Juga Bisa Menjadi Faktor Lainnya
Selain karena tindakan yang dilakukan berdasakan kepercayaan bangsa Mesir Kuno, peneliti menemukan faktor lainnya yang menyebabkan patung kuno tidak memiliki hidung, lo.
Baca Juga : Yuk, Cari Tahu Seberapa Teliti Kita saat Melihat Gambar-Gambar Ini!
Faktor tersebut adalah faktor alami yang terjadi pada patung, yaitu disebabkan karena erosi alami.
Patung yang ditemukan oleh para arkeolog biasanya berusia ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun dan terpendam dalam tanah.
Dengan usianya yang sangat tua, tentu banyak hal yang bisa memengaruhi tekstur patung tersebut, teman-teman
Angin kencang, lumpur, pasir, air, sampai getaran seprti gempa bumi maupun langkah kaki di sekitar patung bisa menjadi penyebab patung menjadi lebih rapuh.
Terlebih jika patung-patung tersebut terbuat dari bahan yang halus dan terpapar material kasar seperti marmer dan batu, maka kerusakannya akan lebih parah.
Selain itu, patung yang terkubur selama jangka waktu yang lama juga menerima beban yang berat dari tanah yang menimbunnya dan menyebabkan patung menjadi lebih rapuh.
Nah, hal ini mengakibatkan bagian-bagian patung yang menonjol dan ekstrem seperti tangan, kaki, dan hidung akan mudah rusak bahkan menghilang.
Baca Juga : Jembatan Penyeberangan Orang Paling Instagramable di Jakarta
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR