Bobo.id - Manusia terbiasa hidup di Bumi yang memiliki tarikan atau gaya gravitasi yang membuat kita dengan mudah melakukan berbagai aktivitas.
Gaya gravitasi membuat kita bisa berjalan dengan mudah di tanah, meletakkan barang-barang di meja, sampai tidur di kasur.
Lalu apa yang akan terjadi jika tidak ada gaya gravitasi?
Kalau tidak ada gravitasi, tentu kita tidak bisa melakukan berbagai hal yang biasa teman-teman lakukan.
Baca Juga : Walau Sama Besar, Ternyata Andromeda dan Bimasakti Usianya Berbeda
Hal ini bisa kita lihat dari kegiatan para astronaut yang ditugaskan di ruang angkasa, seperti di Stasiun Ruang Angkasa Internasional.
Yap, ruang angkasa memang menjadi tempat di mana tidak ada gaya gravitasi, teman-teman.
Karena tidak ada gravitasi, maka astronaut tidak bisa berjalan dan justru akan melayang-layang di udara, begitu juga saat berada di pesawat ruang angkasa.
Barang-barang di dalam pesawat ruang angkasa pun akan beterbangan jika tidak diletakkan dengan cara khusus seperti ditempelkan di berbagai sisi pesawat ruang angkasa.
Selain membuat benda beterbangan dan astronaut bergerak dengan cara melayang-layang, ternyata tidak adanya gaya gravitasi juga memengaruhi tinggi badan astronaut, lo.
Saat berada di ruang angkasa, para astronaut yang sedang menjalankan tugasnya ini akan mengalami peningkatan tinggi badan, nih, teman-teman.
Tinggi Badan Astronaut Akan Bertambah
Astronaut yang bertugas selama berbulan-bulan diketahui kalau tinggi badannya bertambah sekitar 3 persen, lo.
Baca Juga : Titan, Bulan Terbesar Milik Saturnus yang Disebut Bumi Kedua
Ilmuwan NASA mengatakan, misalnya saat diberangkatkan ke ruang angkasa astronaut tersebut memiliki tinggi 180 sentimeter, maka saat kembali ke Bumi, tingginya bisa bertambah 5 sentimeter.
Karena astronaut akan mengalami peningkatan tinggi badan, hal ini menyebabkan baju astronaut dirancang agar lebih panjang.
Untuk mengetahui penambahan tinggi badan astronaut, NASA menggunakan teknologi ultrasound untuk melihat apa yang terjadi pada tulang astronaut setelah pulang dari ruang angkasa.
Dengan menggunakan teknologi ini, maka dokter bisa melakukan penilaian anatomi yang lebih lengkap pada tulang belakang astronaut
Tinggi Badan Dipengaruhi Gaya Gravitasi
Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa tinggi badan astronaut yang bertambah selama di ruang angkasa dipengaruhi oleh gaya gravitasi, nih, teman-teman.
Gaya gravitasi selain memengaruhi cara berjalan dan beraktivitas para astronaut, ternyata juga memengaruhi struktur tulang belakang.
Manusia termasuk makhluk vertebrata, yang berarti memiliki tulang belakang sebagai penyangga tubuh.
Dengan adanya tulang belakang, maka kita bisa berdiri dan berjalan dengan tegap.
Baca Juga : Peristiwa Langit: Sirius, Bintang Paling Terang Terhalangi Asteroid
Nah, selama di Bumi yang dipenuhi oleh tarikan gravitasi, tulang belakang kita juga akan tertarik ke arah bawah.
Sedangkan saat berada di ruang angkasa yang tanpa gaya gravitasi, tulang belakang kita tidak akan tertarik ke bagian bawah.
Karena tidak ada tarikan, maka tulang belakang akan merenggang dan memangjang, teman-teman.
Inilah sebabnya tinggi badan astronaut yang tinggal berbulan-bulan di ruang angkasa akan bertambah hingga sebanyak tiga persen dari tinggi badannya saat di Bumi.
Menyebabkan Masalah Punggung
Bagi anak-anak, badan yang bertambah tinggi akan menguntungkan, teman-teman.
Tapi para astronaut yang mengalami peningkatan tinggi badan di ruang angkasa ternyata merasa kurang nyaman dengan bertambahnya tinggi badan mereka, lo.
Hal ini disebabkan karena saat tinggi badan mereka bertambah, mereka akan mengalami masalah punggung saat kembali ke Bumi.
Sebelum pergi ke ruang angkasa, astronaut akan mengalami pemindaian seluruh tubuh, begitu juga setelah kembali dari ruang angkasa.
Baca Juga : Seperti Astronaut, Hewan-Hewan Ini Sudah Pernah Ke Angkasa Luar, lo!
Hasil pemindaian menujukkan kalau saat berada di ruang angkasa, astronaut mengalami artrofi atau pembuangan bagian tubuh.
Nah, saat berada di ruang angkasa, massa otot tanpa lemak yang menpang tulang belakang terbuang sebanyak 19 persen, lo.
Sakit punggung yang dialami oleh astronaut juga terjadi karena cakram tulang punggung mengalami peregangan.
Baca Juga : Walau Ada Lubang Hitam, Kenapa Pusat Galaksi Digambarkan Terang?
O iya, peningkatan tinggi badan astronaut ini tidak akan bertahan selama-lamanya setelah mereka kembali dari ruang angkasa.
Setelah kembali ke Bumi, perlahan-lahan tinggi badan mereka akan kembali seperti semula seperti sebelum bertugas ke ruang angkasa.
Sebabnya adalah karena gaya gravitasi kembali menarik tulang mereka ke bagian bawah.
Source | : | space.com,smithsonianmag.com,Kinooze |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR