Iwanich berterimakasih pada elang itu dan membawa kedua kudanya pulang. Penyihir itu semakin marah saat melihat Iwanich pulang membawa kedua kuda itu.
Ia menyiapkan makan malam Iwanich dengan geram. Lalu segera pergi ke kandang kuda. Iwanich kembali mengikutinya. Lagi-lagi, tampak nenek penyihir itu sedang memarahi kedua kudanya,
“Besok adalah hari terakhir. Kalian tidak boleh gagal! Kalau gagal, akan kupukul keras-keras. Ingat, saat Iwanich tertidur, kalian harus pergi ke ruangan utama istana raja. Tinggallah di sana sampai aku memanggil kalian pulang!”
Keesokan paginya, Iwanich membawa lagi kedua kuda si nenek ke padang rumput. Untuk ketiga kalinya, ia terkena sihir dan teridur nyenyak. Kuda betina dan anaknya melarikan diri dan bersembunyi di ruangan utama istana raja. Ketika Iwanich terbangun, ia kembali terkejut karena kedua kudanya telah hilang. Maka kali ini, ia mengeluarkan dua helai bulu rubah dan menyalakan api.
Baca Juga : Mengurangi Plastik, Supermarket Ini Pakai Pembungkus Daun Pisang untuk Sayuran
Iwanich melemparkan kedua helai rambut ke dalam api dan muncullah rubah itu. Iwanich segera minta tolong padanya. Rubah itu lalu menunjukkan jalan ke istana raja. Setibanya di sana, ia berkata,
"Berdirilah di depan pintu ruangan utama, dan tunggulah kedua kuda itu di sana. Saya akan menyelinap di antara ayam-ayam dan mengejar mereka. Suara berisik ayam-ayam itu akan membuat penghuni istana kesal. Mereka akan mengira kedua kuda itu penyebabnya dan mengusir mereka. Saat kedua kuda itu keluar dari kandang, tangkaplah mereka!”
Maka Iwanich mengikuti apa yang direncanakan rubah itu. Ternyata, semua yang terjadi persis seperti yang diucapkannya. Kedua kuda itu diusir oleh penghuni istana.
Iwanich segera menunggangi si kuda betina dan meraih tali kekang anak kuda. Iwanich berseru berterima kasih pada rubah, lalu memacu kudanya kembali ke rumah nenek Corvera.
Baca Juga : Cazu Marzu, Keju yang Dihuni oleh Belatung, Apakah Aman Dikonsumsi?
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR