Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar ingin membaca dongeng anak hari ini.
Dongeng anak hari ini bercerita tentang Penyihir dan Para Pelayannya.
Penasaran? Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini.
---------------------------------------------
Baca Juga : Kucing Juga Bisa Marah, Kenali Tanda Saat Kucing Marah, yuk!
Ia melihat penyihir itu sedang bicara pada kedua kudanya,
“Besok, di saat Iwanich sedang tidur, kalian harus lari dan bersembunyi di dalam sungai. Kalian harus tinggal di sana, sampai aku menyuruh kalian kembali. Awas, kalau kalian tidak menurut, akan kupukul keras-keras!”
Iwanich terkejut mendengar ucapan si penyihir yang licik. Ia diam-diam kembali ke kamarnya. Iwanich bertekad tidak akan tertidur di padang rumput besok.
Baca Juga : Benarkah Warna Merah Meningkatkan Nafsu Makan? Ayo, Cari Tahu!
Keesokan harinya, Iwanich seperti biasa membawa kedua kuda itu ke padang rumput. Ia mengikat tali di sekeliling kedua kudanya.
Namun setelah beberapa jam berlalu, sihir Nenek Corvera berhasil membuat Iwanich tertidur nyenyak. Kedua kuda itu segera meloloskan diri dan melakukan apa yang diperintahkan Nenek Corvera.
Ketika Iwanich terbangun, hari sudah larut malam. Ia sungguh ketakutan saat melihat kedua kudanya telah hilang.
Iwanich hampir putus asa saat membayangkan akan menjadi pelayan nenek Corvera seumur hidupnya. Lalu tiba-tiba, ia teringat pada sisik ikan yang ditolongnya.
Iwanich mengeluarkan sisik itu dari sakunya dan melemparkannya ke sungai. Sesaat kemudian, ikan yang pernah ditolongnya itu muncul di tepi sungai. “Apa yang harus kulakukan, temanku yang baik?”
Baca Juga : Sering Lupa Nama Padahal Baru Saja Kenalan? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
“Aku bertugas menjaga dua kuda milik penyihir nenek Corvera. Kedua kuda itu bersembunyi di sungai. Tolong selamatkan hidupku dengan mengembalikan kedua kuda itu ke darat…”
“Tunggu sebentar,” jawab ikan itu, “Aku dan teman-temanku akan mengusir mereka keluar dari air.”
Ikan itu lalu menghilang ke dalam arus air sungai. Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi arus deras mengalir. Muncullah ombak besar ke tepi sungai. Ombak itu seperti melemparkan sesuatu ke tanah kering. Ternyata kedua kuda itu yang terlempar dengan keadaan gemetar takut.
Baca Juga : Sering Salah, 4 Bahan Ini Sebenarnya Tak Boleh Digunakan untuk Atasi Luka Bakar
Iwanich langsung meraih tali kekang mereka dan membawa pulang ke rumah nenek Corvera.
Ketika penyihir itu melihat Iwanich membawa kedua kuda itu, ia sangat marah. Setelah memberikan Iwanich makan, ia buru-buru pergi ke kandang kuda. Iwanich diam-diam kembali membuntutinya. Nenek Corvera tampak memarahi kedua kudanya dan mengancam mereka,
“Besok, saat Iwanich tertidur, kalian harus bersembunyi di awan. Tinggal di sana sampai aku menyuruh kalian pulang. Jika tidak, aku akan memukul kalian keras-keras!”
Baca Juga : Mengapa Makan Kekenyangan Membuat Kita Jadi Mengantuk? #AkuBacaAkuTahu
Keesokan paginya, setelah Iwanich membawa kudanya ke padang rumput, ia kembali tertidur karena sihir nenek Corvera. Kuda-kuda itu segera bersembunyi di pegunungan tinggi, tertutup oleh awan-awan tebal.
Ketika Iwanich terbangun, kedua kudanya telah lenyap. Kali ini, ia mengeluarkan bulu elang dari kantongnya, lalu meniupnya ke udara. Sesaat kemudian, elang yang pernah ditolongnya datang. Iwanich meminta tolong elang itu untuk mencari kedua kudanya.
"Tunggu sebentar," jawab elang itu, “Aku akan minta bantuan teman-temanku!” Elang itu lalu terbang ke udara dan menghilang di antara awan di pegunungan. Tak berapa lama, Iwanich melihat kedua ekor kudanya dibawa terbang kembali ke padang rumput oleh sekawanan elang besar.
Baca Juga : Tidak Suka Rasa Bawang Bombai? Cari Tahu Manfaat Bawang Bombai, yuk!
Iwanich berterimakasih pada elang itu dan membawa kedua kudanya pulang. Penyihir itu semakin marah saat melihat Iwanich pulang membawa kedua kuda itu.
Ia menyiapkan makan malam Iwanich dengan geram. Lalu segera pergi ke kandang kuda. Iwanich kembali mengikutinya. Lagi-lagi, tampak nenek penyihir itu sedang memarahi kedua kudanya,
“Besok adalah hari terakhir. Kalian tidak boleh gagal! Kalau gagal, akan kupukul keras-keras. Ingat, saat Iwanich tertidur, kalian harus pergi ke ruangan utama istana raja. Tinggallah di sana sampai aku memanggil kalian pulang!”
Keesokan paginya, Iwanich membawa lagi kedua kuda si nenek ke padang rumput. Untuk ketiga kalinya, ia terkena sihir dan teridur nyenyak. Kuda betina dan anaknya melarikan diri dan bersembunyi di ruangan utama istana raja. Ketika Iwanich terbangun, ia kembali terkejut karena kedua kudanya telah hilang. Maka kali ini, ia mengeluarkan dua helai bulu rubah dan menyalakan api.
Baca Juga : Mengurangi Plastik, Supermarket Ini Pakai Pembungkus Daun Pisang untuk Sayuran
Iwanich melemparkan kedua helai rambut ke dalam api dan muncullah rubah itu. Iwanich segera minta tolong padanya. Rubah itu lalu menunjukkan jalan ke istana raja. Setibanya di sana, ia berkata,
"Berdirilah di depan pintu ruangan utama, dan tunggulah kedua kuda itu di sana. Saya akan menyelinap di antara ayam-ayam dan mengejar mereka. Suara berisik ayam-ayam itu akan membuat penghuni istana kesal. Mereka akan mengira kedua kuda itu penyebabnya dan mengusir mereka. Saat kedua kuda itu keluar dari kandang, tangkaplah mereka!”
Maka Iwanich mengikuti apa yang direncanakan rubah itu. Ternyata, semua yang terjadi persis seperti yang diucapkannya. Kedua kuda itu diusir oleh penghuni istana.
Iwanich segera menunggangi si kuda betina dan meraih tali kekang anak kuda. Iwanich berseru berterima kasih pada rubah, lalu memacu kudanya kembali ke rumah nenek Corvera.
Baca Juga : Cazu Marzu, Keju yang Dihuni oleh Belatung, Apakah Aman Dikonsumsi?
Di tengah jalan, tiba-tiba kuda betina berkata,
“Kau adalah orang pertama berhasil mengalahkan penyihir tua Corvera. Penyihir itu pasti akan bertanya, hadiah apa yang kau inginkan. Kalau kau berjanji tidak akan mengkhianati aku, aku akan memberi nasihat berharga untukmu!”
Iwanich berjanji tidak akan mengkhianati kuda itu. Maka kuda itu berkata, "Jangan minta benda apapun selain pahala, karena itu tidak bisa dibeli. Mintalah agar kau bisa pergi dari satu ujung bumi ke ujung yang lain dalam beberapa menit. Corvera yang licik akan mencegah agar kau tidak memilih anak kuda itu. Tapi jangan percaya padanya!”
Baca Juga : Jalur Perdagangan Rempah Menghubungkan Banyak Bangsa di Dunia
Iwanich berjanji akan mengikuti nasihat kuda betina itu. Maka ketika penyihir Corvera dengan ramah bertanya hadiah apa yang diinginkannya, Iwanich hanya meminta si anak kuda.
Corvera pura-pura tertawa heran. “Anak kuda itu sangat pemalas dan sakit sakitan. Ia tidak berharga. Aku bisa memberikanmu berlimpah harta,” bujuk Corvera. Namun Iwanich tetap pada permintaannya semula.
Penyihir tua itu akhirnya menyerah dan berkata,
Baca Juga : Benarkah Swedish Meatballs Swedia Berasal dari Turki? #AkuBacaAkuTahu
“Aku sebetulnya sudah tahu, siapa kamu. Karena itu, aku akan memberi tahu kegunaan kuda itu untukmu. Laki-laki di kuali mendidih yang kau bebaskan itu, adalah seorang penyihir hebat. Karena rasa ingin tahumu, Militza jadi masuk ke dalam kekuasaan penyihir itu. Penyihir itu telah memindahkan kastil dan semua isinya ke negara yang jauh. Hanya kau satu satunya yang bisa mengalahkannya. Karena ia takut padamu, ia mengirim banyak mata-mata untuk mengawasimu dan melaporkan setiap gerakanmu padanya.
“Bila kau sudah bertemu dengannya, waspalah. Jangan ucapkan satu patah kata pun padanya. Atau kau akan jatuh ke dalam kekuatan teman-temannya. Segera tarik janggutnya dan jatuhkan dia ke tanah.“
Iwanich mengucapkan terima kasih kepada penyihir tua itu. Ia menaiki si anak kuda dan mereka terbang melesat bagai anak panah di udara. Di saat hari mulai gelap, Iwanich melihat beberapa sosok di kejauhan.
Iwanich menghampiri mereka dan ternyata mereka adalah si penyihir dan teman-temannya. Mereka berkendara di udara dengan kereta yang ditarik oleh burung hantu.
Baca Juga : Masih Lapar Padahal Sudah Sarapan? Mungkin Ini Penyebabnya
Ketika penyihir itu melihat Iwanich, ia tak punya harapan untuk melarikan diri. Maka ia menyapa dengan ramah,
“Temanku yang baik hati…”
Iwanich tidak berkata sepatah kata pun. Ia menarik janggut penyihir itu dan menjatuhkannya ke tanah. Pada saat yang sama, anak kuda itu menukik ke bawah dan menendang penyihir itu. Seketika, penyihir itu berubah menjadi asap dan menghilang selamanya.
Iwanich berhasil menemukan istana serta Militza, istrinya. Mereka berpelukan haru. Iwanich meminta maaf karena keingintahuannya membuat mereka berdua menderita. Sejak itu mereka hidup bahagia tanpa ada gangguan lagi.
Cerita: Dongeng Rusia (Dok. Majalah Bobo)
Baca Juga : 4 Perubahan Wujud Benda Padat dan Contohnya, Cari Tahu, yuk!
Tonton juga video ini, yuk!
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR