Bobo.id - Tahukah kamu? Indonesia adalah penghasil ikan tuna terbesar di dunia, lo.
Bahkan, tuna dari Indonesia juga diekspor ke Jepang, Amerika, Uni Eropa, Korea, dan Hong Kong.
Daging ikan tuna sering disajikan dalam bentuk ikan mentah atau sashimi dan topping sushi.
Apa kamu memperhatikan, ikan tuna yang digunakan dalam makanan tersebut punya daging berwarna merah, lo.
Yap, berbeda dengan ikan lainnya yang memiliki daging berwarna putih.
Namun, ada juga tuna yang dagingnya berwarna putih. Apa perbedaan keduanya, ya?
Daging Tuna Warna Merah
Apa kamu tahu kandungan apa yang membuat daging ikan tuna berwarna merah?
Tuna memiliki warna merah muda sampai merah gelap, teman-teman.
Warna merah pada daging tuna berasal dari mioglobin dan hemoglobin.
Baca Juga : Mana yang Lebih Bernutrisi Antara Buah Naga Merah, Putih, dan Kuning?
Mioglobin adalah protein yang mengikat oksigen yang terdapat di dalam serat otot. Protein ini digunakan oleh otot dan jantung saat melakukan aktivitas fisik.
Hemoglobin adalah protein yang ada di dalam sel darah yang tugasnya mengantarkan oksigen dari paru-paru ke otot dan membawa karbondioksida dari jaringan ke paru-paru.
Jaringan otot ikan yang berdaging merah memiliki banyak pembuluh kapiler dan kaya akan protein tersebut. Warna merahnya sendiri dipengaruhi oleh banyaknya mioglobin dan hemoglobin di otot.
Daging ikan tuna kaya akan mioglobin karena ikan tuna sangat aktif berenang, teman-teman.
Namun, warna ini bisa berubah, teman-teman. Saat ikan tuna dipotong dan memasuki proses penyimpanan, warnanya akan berubah jadi kecokelatan.
Ini karena mioglobin teroksidasi dan berubah menjadi metmyoglobin.
Perbedaan Tuna Merah dan Tuna Putih
Tuna yang memiliki daging merah ada tiga jenis, teman-teman.
Yaitu ada tuna sirip kuning atau ahi, tuna skipjack, dan tuna sirip biru.
Baca Juga : Apakah Sushi dan Sashimi dengan Ikan Mentah Baik untuk Kesehatan Kita?
Source | : | Business Insider,Healthline,ehow.com,thespruceeats.com,Indonesia Tuna Factory |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR