Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Si Mata Hitam.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga : Cerpen Anak: Semua Lima Puluh Ribu Rupiah
Bisma tinggal di desa Cluntang, Boyolali. Rumah Bisma tidak jauh dari rumah kakeknya. Bisma biasa memanggil kakeknya dengan sebutan Kukung. Suatu hari, kakek Bisma bertanya pada Bisma,
“Di desa ini, cuma kamu yang memanggil kakek dengan panggilan Kukung. Semua temanmu memanggil kakek mereka Eyang Kakung atau Yang Kung! Kenapa kamu memanggil Kung dengan Kukung?”
“Kalau kakekku biasa-biasa saja, pasti aku panggil Eyang Kakung juga. Tapi, Kukung kan hebat. Makanya aku panggil Kukung, supaya beda dengan kakek yang lain!” alasan Bisma.
“Ha ha ha… ada-ada saja kamu!” tawa Kukung mendengar alasan Bisma. Ia memeluk cucu kesayangannya itu.
Baca Juga : Cerpen Anak: Pohon Mangga Pak Karjo
Kukung Bisma mempunyai rumah kayu dengan halaman yang luas. Di halaman itu, tumbuh subur beberapa macam bunga. Letak desa mereka memang tak jauh dari gunung merapi. Itu sebabnya, tanah di desa Bisma sangat subur.
Bisma suka sekali berkunjung ke rumah Kukung dan membantunya mengurusi tanaman. Nenek Bisma sudah lama meninggal. Bisma, Kukung sangat mandiri. Walau sudah tua, ia mengurus rumahnya sendiri. Ia tak mau tinggal di rumah Bisma karena tak mau meninggalkan bunga-bunga di halamannya.
Baca Juga : Shazam Punya Kekuatan 6 Dewa, lo! Apakah Ia Superhero DC Terkuat?
Kukung sangat pandai merawat bunga. Kembang sepatu, bunga mawar, melati, anggrek, semua ada di halaman rumah Kukung. Ada yang ditanam di tanah, ada juga yang di dalam pot-pot bunga di atas para-para kayu.
Mungkin itu sebabnya Bisma memanggil kakeknya dengan sebutan Kukung. Menurut Bisma, Kukung memang hebat. Semua tanaman bunga yang disentuhnya, tumbuh subur dan berbunga indah.
Baca Juga : Apakah Kamu Berani Menerima Tantangan #BacaJakarta Selama 30 Hari?
“Bisma, jangan lupa rapikan pot-pot bunga di para-para, ya! Ada bibit tanaman baru juga di dalam dus. Kamu tebarkan di pot baru ya,” pesan Kukung setiap kali Bisma datang.
Bisma suka mendapat tugas itu. Sebelum menebar bibit, Bisma biasanya akan melihat foto pada dus bibit bunga. Bisma jadi bisa membayangkan, bunga apa yang akan tumbuh dari bibit tersebut. Hatinya berdebar setiap kali menyiram tanaman itu. Dan ia akan sangat bahagia saat melihat bunga pertama yang mekar.
Baca Juga : Wah, Ternyata 5 Buah Ini Boleh Dikonsumsi oleh Penderita Diabetes, lo!
Suatu hari, seperti biasa Bisma datang ke rumah Kukung. Ketika akan menebar bibit bunga, ia terkejut karena beberapa pot bunga baru sudah berisi bibit bunga. Bisma jadi mengira-ngira, tanaman bunga apa yang akan tumbuh nanti, karena ia tidak melihat foto di dus bibit itu.
“Kenapa Kukung tidak menunggu aku? Hari ini, aku jadi tidak punya pekerjaan,” tanya Bisma agak kecewa pada Kukung.
Baca Juga : Mengapa Banyak Orang di Korea Selatan Bernama Kim, Lee, dan Park?
Kukung tertawa dan menjelaskan, “Bibit bunga yang ini memang kejutan untukmu. Ini tanaman istimewa, namanya Si Mata Hitam Aryati. Tunggu dan lihatlah bunganya nanti!”
Bisma tertawa karena nama neneknya adalah Aryati.
“Kukung, tanaman kan tidak punya mata!” kata Bisma.
Baca Juga : Menggelitik Diri Sendiri Tidak Terasa Geli, Kenapa Begitu, ya?
“Tapi, tanaman ini punya mata…” bantah Kukung.
Bisma hanya tertawa. Setiap hari, Bisma datang untuk merawat tanaman baru itu. Ketika bibit mulai tinggi, Kukung menancapkan bambu tipis di tanah setiap pot tanaman itu untuk menyanggah tangkainya.
Kukung juga memberikan dua pot bibit tanaman yang sudah agak besar itu untuk dibawa pulang.
“Kamu boleh menamakan tanaman ini Si Mata Hitam Lalita,” bisik Kukung.
Baca Juga : Lihat Kepribadian dari Jari Telunjuk dan Jari Manis Tanganmu, yuk!
Bisma tertawa terbahak, karena Lalita adalah nama ibunya.
“Kamu harus merawat kedua pot tanaman ini dengan baik, Bisma. mereka tumbuh, tomi. Jangan lupa siram, rawat, dan ajak bercakap sebelum kamu berangkat sekolah setiap hari,” pesan Kukung.
Bisma melakukan semua yang dipesan Kukung. Dan suatu hari, tumbuhlah dua kuntum bunga kuning. Di bagian tengahnya ada titik hitam bulat. Bisma kini mengerti apa maksud Kukung. Titik hitam di kedua kuntum bunga itu memang tamapk seperti mata ibunya.
Baca Juga : Denmark Sukses Mengurangi Sampah Makanan, Bagaimana Caranya?
“Si Mata Hitam Lalita telah berbunga… Ibu pasti senang kalau kuberi tahu nama bunga ini!” gumam Bisma girang.
Itu adalah dua kuntum bunga matahari yang indah. Bunga matahari yang banyak tumbuh di desa Bisma, desa Cluntang.
Baca Juga : Asal-usul Nama Hari dalam Bahasa Inggris dari Dewa-dewi yang Mewakili Benda Langit (Bag. 2)
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Mas Mono
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR