Bobo.id - Banyak penelitian yang membuktikan kalau beberapa hewan memiliki perilaku yang sama seperti manusia, lo.
Hal ini terutama banyak terlihat pada hewan mamalia dan primata yang tingkat kecerdasannya rata-rata lebih tinggi dibandingkan hewan lainnya.
Misalnya saja perilaku orang utan yang merawat anaknya sama seperti perilaku manusia merawat anaknya.
Ada juga mamalia laut, yaitu lumba-lumba yang dianggap mempunyai kepintaran yang hampir sama dengan manusia.
Baca Juga : Bagaimana Hewan Melindungi Kulitnya dari Sinar Matahari? #AkuBacaAkuTahu
Nah, selain beberapa perilaku tersebut, primata lainnya, yaitu gorila juga mempunyai sifat lain yang mirip dengan yang dimiliki manusia, teman-teman.
Perilaku ini adalah ekspresi kesedihan yang ditunjukkan oleh gorila saat ada gorila lain dalam kelompoknya yang mati.
Gorila Merasa Sedih Saat Ada Gorila Lain yang Mati
Ketika ada gorila dalam kelompoknya yang mati, gorila lain akan menunjukkan ekspresi dan tanda-tanda kesedihan dengan berkumpul di sekitar gorila yang mati tadi.
Hal ini diamati oleh Dr Amy Porter, seorang peneliti dari Dian Fossey Gorilla Fund, yaitu badan konservasi untuk gorila yang mengamati perilaku gorila Grauer di Taman Nasional Volcaboes, Rwanda.
Saat itu di Taman Nasional Volcanoes ada seekor gorila grauer yang mati karena menderita penyakit.
Beberapa ekor gorila yang ada dalam kelompok gorila yang mati tadi kemudian berkumpul di sekitar gorila tersebut dan mulai memukul dada mereka.
Sedangkan anak dari gorila yang mati tadi berada di sampingnya selama beberapa jam, nih, teman-teman, seperti ingin merawat induknya.
Baca Juga : Tidak Hanya Manusia, Kucing Juga Bisa Terkena Penyakit Jantung
Gorila Grauer dan Gorila Gunung Memiliki Perilaku yang Mirip
Kesedihan yang ditunjukkan oleh gorila grauer mirip dengan perilaku yang ditunjukkan oleh gorila gunung saat gorila yang dominan di kelompoknya, yaitu Titus dan Tuck mati dalam waktu yang berbeda.
Titus dan Tuck mati saat berusia pertengahan 30-an, yang merupakan usia standar gorila.
Perilaku gorila di kelompoknya diamati saat kematian Titus dan Tuck karena kedua gorila tersebut berasal dari kelompok yang terkenal dengan kedekatan sosial di antara para anggotanya, teman-teman.
Saat Tuck mati, anak jantannya mendekati induknya dan mencoba menggerakkan kepala Tuck dengan lembut.
Sedangkan anggota kelompok yang berusia lebih tua memukul dada mereka, menghancurkan tanaman, dan menggoyangkan tubuh Tuck.
Hal tersebut menunjukkan kalau perilaku gorila gunung dan gorila grauner memang mirip saat ada anggota kelompoknya yang mati.
Bahkan diketahui juga kalau gorila yang memiliki ikatan genetik dan sosial yang dekat akan menghabiskan waktu yang lebih lama di sekitar gorila yang mati.
Buktinya adalah pada anak-anak yang berada di samping induknya yang mati selama beberapa jam.
Perilaku kesedihan yang ditunjukkan dua jenis gorila ini terlihat mirip karena mereka berasal dari spesies yang sama, tapi subspesiesnya berbeda, sehingga memiliki respons yang sama.
Baca Juga : Ikan Arapaima Gigas Dikenal Ganas, Apakah Bisa Menyerang Manusia?
Perilaku Kesedihan Bisa Menyebarkan Penyakit
Perilaku gorila yang sedih saat ada gorila lain di kelompoknya yang mati memang termasuk unik, teman-teman, karena mirip dengan perilaku manusia.
Namun perilaku kesedihan yang ditunjukkan oleh gorila ini bisa berakibat serius untuk gorila dan mengancam populasinya, lo.
Hal tersebut disebabkan karena gorila yang mati bisa menyebarkan penyakit serius kepada gorila yang berada di sekitarnya.
Gorila yang mati bisa menyebarkan penyakit serius, terlebih yang sudah mati dalam waktu lama, yaitu ebola yang bisa saja menular kepada gorila lain yang mengelilingi gorila mati.
Penyakit ebola adalah penyakit serius yang bisa membuat gorila mati dan mengancam populasi gorila menjadi menurun.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR