Bobo.id – Pernahkah teman-teman melihat ilustrasi otak manusia? Otak manusia berbentuk seperti gumpalan yang punya banyak kerutan atau keriput.
Kira-kira, mengapa otak manusia punya kerutan seperti kacang kenari, ya?
Baca Juga : Bukan Sekadar Istirahat, Tidur Nyenyak Penting Bagi Ingatan Otak, lo!
Hmm.. sebelum cari tahu jawabannya, cari tahu dulu tugas otak, yuk!
Otak bertugas mengendalikan semua fungsi otomatis tubuh kita, seperti bernapas, berkedip, mengolah makanan, dan detak jantung.
Selain itu, otak juga mengendalikan sistem saraf dan sumber kepribadian kita.
Karena otak, kita bisa tertawa, menangis, bermimpi, menendang bola, memasukkan bola basket ke keranjang, belajar, melukis, dan juga mengajukan pertanyaan.
Mengapa Otak Punya Banyak Kerutan?
Bagian otak yang berkerut merupakan bagian luar. Bagian yang sering disebut “materi abu-abu” ini mengembang dan melipat ketika otak kita terbentuk di dalam kandungan, lo.
Baca Juga : Wah, Ada Cacing yang Bisa Menumbuhkan Kembali Kepala dan Otaknya
Lipatan ini terbentuk karena perkembangan otak yang menimbulkan tekanan di bagian luar.
Struktur yang berlipat-lipat ini membuat otak kita bisa menyimpan lebih banyak neuron daripada otak yang tidak berlipat.
Jadi, semakin banyak lipatan atau kerutan, kemampuan otak semakin tinggi.
Otak Hewan Jarang yang Keriput
Tidak semua otak makhluk hidup berkerut seperti otak manusia. Kebanyakan hewan tidak memiliki otak yang berkerut atau berlipat.
Biasanya otak berkerut hanya dimiliki beberapa mamalia yang ukurannya besar. Namun begitu, mamalia besar seperti lembu laut memiliki lebih sedikit lipatan daripada manusia.
Baca Juga : Gajah Punya Ingatan yang Hebat, Cari Tahu Kecerdasan Otak Gajah, yuk!
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, lipatan atau kerutan ini terbentuk karena perkembangan otak yang menimbulkan tekanan.
Otak manusia punya banyak keriput karena perkembangannya lebih tinggi dibanding otak hewan. Ini yang menyebabkan kita lebih pintar dari hewan.
Lihat juga video ini, yuk!
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR