Bobo.id – Coba teman-teman perhatikan ada berapa banyak teman-teman atau orang di sekelilingmu yang menggunakan kacamata?
Ada dua, tiga, sepuluh, atau justru tidak terhitung?
Baca Juga : Serangan Serbuk Sari Membuat Carolina Utara Berubah Menjadi Kuning
Ya, memang dengan adanya kacamata orang yang memiliki masalah kesehatan mata bisa dapat melihat dengan jelas, khususnya bagi penderita miopia atau mata minus.
Namun, bagaimana sejarahnya sampai alat bantu kacamata ini bisa ditemukan? Kita cari tahu, yuk!
Baca Juga : Peluncuran Produk imoo Watch Phone, Jam Tangan Pintar untuk Anak
Pengamatan Miopia Dimulai sejak 350 SM
Tidak banyak informasi yang diketahui bagaimana orang mengatasi miopia atau yang juga dikenal dengan rabun jauh, sebelum diciptakannya lensa pertama untuk rabun jauh ini pada abad ke-15.
Hal ini disampaikan oleh kurator museum di College of Optometrists London Neil Handley.
Memang pengamatan tentang gangguan penglihatan myopia ini sudah dipelajari pertama kali oleh Aristoteles tahun 350 sebelum masehi (SM).
Baca Juga : Suka Pedas? Coba Menu Baru Ayam Goreng dan Burger Saus Topokki, yuk!
Menurut pengamatan Aristoteles, miopia terjadi karena bola mata beberapa orang terlalu panjang.
Akibatnya mereka bisa melihat objek yang dekat tapi objek yang jauh justru cenderung buram.
Perkembangan selanjutnya, pada abad ke-13 di Eropa ditemukanlah lensa cembung genggam untuk mengobati gangguan penglihatan terkait usia yang disebut presbiopia.
Baca Juga : Ini Hadiah Paling Menarik yang Pernah Diterima Ratu Elizabeth
Kalau sekarang, penemuan tersebut disebut sebagai kacamata baca.
Namun sayangnya, menurut Handley penemuan tersebut belum digunakan untuk mengobati penyakit rabun jauh.
Baru setelah 200 tahun kemudian, muncullah lensa minus yang digunakan untuk orang dengan rabun jauh.
Baca Juga : Ditemukan Fosil Mammoth, Smilodon, dan Kungkang di Los Angeles
Tak Banyak Miopia
Tahukah teman-teman, zaman dulu miopia atau rabun jauh belum banyak dikenal atau diderita oleh masyarakat.
Baru akhir-akhir ini saja, tingkat penderita miopia meningkat tajam.
Para peneliti memproyeksikan bahwa setengah populasi dunia akan mengalami rabun jauh pada 2050.
Baca Juga : Wah, Laba-Laba Ketapel Bisa Meluncur Lebih Cepat dari Citah!
Menurut penelitian College of Optometrists menemukan bahwa kini miopia meningkat dua kali lebih banyak pada anak-anak di Inggris dibanding taun 1960-an.
Sedangkan di Asia, orang dengan mata minus meningkat lebih tinggi lagi.
Nah, di Seoul, Korea Selatan, sekitar 95 persen pria berusia 19 tahun telah mengalami rabun jauh, lo, teman-teman.
Baca Juga : Buku Anak yang Paling Banyak Diterjemahkan ke Bahasa Lainnya #AkuBacaAkuTahu
Wah, apa sebabnya, ya? Saat ini dokter sedang mencari tahu penyebab di balik fenomena ini.
Beberapa kemungkinan yang disampaikan oleh peneliti disebabkan karena genetik dan peningkatan waktu belajar serta kecenderungan orang yang senang bermain gawai.
Penelitian lain menemukan bahwa anak-anak yang lebih sering bermain di luar terhindar dari rabun jauh.
Apakah teman-teman ada yang menderita mata minus atau rabun jauh?
Wah, ayo jaga kesehatan mata kamu, ya karena masalah mata minus yang tidak bisa diatasi bisa menghambat pendidikan, dapat menyebabkan kecelakaan, dan bisa menghambat aktivitas teman-teman.
Baca Juga : Ide Sering Dilambangkan dengan Bola Lampu di Atas Kepala, Mengapa Begitu?
Tonton juga video ini, ya!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR