Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Anak Beruang yang Tersesat.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
-----------------------------
Baca Juga : Dongeng Anak: Anak-Anak yang Tinggal di Rumah Pohon (Bag. 1)
Suasana musim panas di pantai daerah Artik itu sangat tenang. Burung camar terbang dengan santai di langit cerah. Pinguin-pinguin berdiri dengan sayap terbuka agar sinar matahari bisa menghangatkan mereka.
Para beruang putih dan anjing laut beristirahat di pasir pantai. Mereka berbaring dengan perut bulat menikmati matahari. Tidak ada pertengkaran karena mereka semua berteman.
Baca Juga : Dongeng Anak: Anak-Anak yang Tinggal di Rumah Pohon (Bag. 2)
Ibu Imo beruang ingin berendam di laut. Saat melihat sekawanan ikan lewat di air laut, tiba-tiba ia merasa lapar.
“Ping, ke sinilah!” ibu Imo memanggil teman pinguinnya. “Aku titip Imo sebentar saja, ya. Aku ingin berendam di air laut. Tolong perhatikan Imo karena anakku ini agak nakal,” kata ibu Imo lagi.
Baca Juga : Malas Cuci Kaki? Ini Pentingnya Cuci Kaki Sebelum Masuk Ke Rumah
Semula, ibu Imo agak khawatir meninggalkan Imo. Namun saat itu, Imo si beruang kecil tampak sedang tidur nenyak. Ibu Imo akhirnya berani menitipkannya pada Ping pinguin. Apalagi, Ping berjanji akan menjaga Imo baik-baik.
Setelah ibu Imo pergi, Ping duduk di dekat Imo yang masih tidur. Imo tampak sangat nyenyak. Ia tidur tak bergerak sedikit pun.
Ping mulai bosan menunggu di situ. Kebetulan, ia melihat beberapa orang Eskimo datang dengan perahu kayak. Mereka adalah pemburu ikan. Mereka datang untuk berburu ikan besar di perairan sekitar tempat itu.
Baca Juga : Mengapa Ikan Salmon Sering Dihidangkan Tanpa Kulitnya?
Salah satu pemburu orang Eskimo itu adalah teman Ping. Namanya Yakohoua. Ping segera berlari menemui Yakohoua. Ia adalah pemburu hebat. Yakohoua berburu ikan hanya untuk dimakan, bukan untuk dijual.
Ping dan Yakohoua lalu asyik bercakap di tepi pantai es. Yakohoua memberikan beberapa ikan segar pada Ping. Ah, Ping sangat senang.
Baca Juga : Bolehkah Memberi Makan Kucing dengan Telur Mentah?
Beberapa saat kemudian, Yokohoua bergabung lagi dengan teman-temannya. Ping baru teringat pada Imo. Ia buru-buru kembali ke tempat Imo tidur. Namun ia sangat terkejut ketika melihat Imo sudah menghilang.
“Aku memang bodoh! Aku bodoh!” seru Ping panik.
Teriakannya membangunkan hewan-hewan lain yang sedang tidur menikmati cahaya matahari.
“Imo hilang! Imo menghilang! Apa kata ibunya nanti kalau kembali! Aku bisa habis dicakarnya!” teriak Ping.
Baca Juga : Dongeng Anak: Putri Cempaka dan Laba-Laba
Ribuan pinguin yang sedang menghangatkan badan, akhirnya berpencar. Mereka berlari di sepanjang tepian daratan es. Seragam mereka yang putih hitam tampak jelas di antara putihnya salju.
“Imo… Imo…” teriak mereka dengan sayap terbuka.
Baca Juga : Wah, Sebuah Apartemen di Belanda Dilukis Menjadi Rak Buku Raksasa Berisi Buku Favorit Penghuninya
Para beruang dan anjing laut yang tadinya sedang berbaring santai, akhirnya ikut mencari. Mereka suka pada Ping yang baik. Mereka tak ingin Ping dimarahi ibu Imo. Mereka juga suka pada Imo, si anak beruang yang lucu. Mereka tahu, ibunya pasti sangat sedih kalau tahu anaknya hilang.
Burung-burung di pantai pun terbang dan berputar-putar di langit, ikut mencari Imo. Mereka pun mencoba mencari di tempat yang sepi.
Saat itu, para pemburu dari Eskimo harus kembali. Kayak mereka sudah penuh hasil buruan ikan, untuk persediaan makanan musim dingin yang sebentar lagi tiba.
Baca Juga : Seekor Burung Unta Mengikuti Kawanan Gajah Sahabatnya ke Mana-mana
Yakohoua melewati pantai dan melambaikan tangan. Namun ia terkejut melihat para hewan yang tampak sibuk mondar-mandir.
“Hei, apa yang terjadi dengan mereka?” tanyanya pada teman-temannya. “Kenapa hewan-hewan ini kelihatan gelisah?”
“Mungkin mereka semua sudah jadi gila. Coba lihat! Mereka saling berteriak satu sama lain!” jawab teman Yakohoua.
Baca Juga : Salah Password, Komputer Tablet Ini Terkunci Hingga 48 Tahun!
Yakohoua tidak percaya pada penjelasan temannya. Ia tahu, hewan-hewan di daratan es itu saling menyayangi.
“Aku akan lihat apa masalah mereka. Siapa tahu aku bisa menolong!” kata Yakohoua.
Orang-orang Eskimo lainnya akhirnya mengikuti Yakohoua menuju ke pantai. Namun mereka kesulitan mencari hewan yang bisa menjelaskan pada mereka apa yang terjadi. Akhirnya, Yakohoua bisa berbicara pada salah satu pinguin.
Baca Juga : Cerpen Anak: Rahasia Sepatu Hitam
“Ibu beruang menitipkan anaknya pada ping. Tapi Ping meningalkannya
“Oo, aku harus menolong sahabatku, Ping!” seru Yakohoua. Ia lalu mengajak semua teman pemburunya untuk ikut mencari anak beruang.
Seragam pada pemburu Eskimo itu berwarna-warni. Tampak indah saat bergabung dengan warna hitam gelap dari pinguin dan anjing laut.
Baca Juga : Suka Sarapan Buah? Sebaiknya Hindari Makan 4 Buah Ini Saat Sarapan
Tak lama kemudian, semua yang mencari Imo mulai kelelahan. Mereka pun beristirahat dan menarik napas mengumpulkan tenaga.
“Ibu beruang pasti sedang mencari ikan di tempat yang sangat jauh. Dia tidak tahu apa yang terjadi di sini. Tapi, dia pasti sangat marah kalau tahu…” kata hewan-hewan itu.
Bahkan, para pemburu pun takut pada ibu beruang. Mereka tahu, ibu beruang pasti akan mengamuk dahsyat jika tahu anaknya ada dalam bahaya. Ping menangis dan tak ada yang bisa menghiburnya.
Baca Juga : Merupakan Kebiasaan Buruk, Makan Sambil Tiduran Menimbulkan 3 Risiko Ini
“Aku betul-betul tidak bertanggung jawab… “ tangisya.
KRASSHH…
Tiba-tiba setumpuk salju hangat pecah, lalu bergerak-gerak sendiri. Segenggam salju terlempar dan mengenai Ping yang sedang menangis. Kini hidung Ping belepotan salju.
“Salju darimana ini?” tanya Ping heran.
Baca Juga : 4 Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Saat Sarapan, Apa Saja?
“Kamu sedang apa, Ping?” terdengar suara beruang kecil yang masih mengantuk.
Ping menoleh ke setumpuk salju di dekatnya. Astagaaa… ternyata itu Imo yang tadi tertidur dengan tenang.
“Aku tadi kedinginan, jadi bergulung seperti bola. Hidungku aku masukkan ke dalam bulu tebalku. Ukkh… kamu ini lucu. Kenapa punggungku kamu jadikan tatakan lenganmu. Memangnya aku lengan kursi…” Imo tertawa geli walau matanya masih mengantuk.
Baca Juga : Dalam Rangka Hari Kartini, Ada Lomba Fashion Show Seru, lo! Intip Keseruannya
Ping yang tadi sedang putus asa, kini menjadi marah.
“Imo, kamu betul-betul tidak bertanggung jawab. Kenapa kamu bersembunyi dan menyamar? Apa kamu tidak tahu, semua hewan mencarimu sampai lelah. Ternyata kamu enak-enak tidur nyenyak dan tidak mendengar panggilan kami!”
Baca Juga : Di Bulgaria Ada Street Library Agar Masyarakatnya Rajin Membaca, lo #AkuBacaAkuTahu
Pada saat itu, ibu Imo datang dan mendengar omelan Ping. Ia mendengarkan dan menenangkan Ping.
“Ping, jika ada yang minta bantuanmu dan kamu sudah janji akan membantu, kamu harus tepati janjimu. Itu menjadi hal yang nomor satu. Jika ada yang mengajakmu ngobrol, bercanda, atau bermain, itu menjadi hal nomor dua,” nasihat ibu Imo pada Ping. Ia lalu menatap Imo dengan mata melotot dan menegur anaknya juga,
Baca Juga : 5 Menu Buka Puasa Sederhana untuk Anak, Coba Buat di Rumah, yuk!
“Imo anakku, kalau ingin bercanda, jangan keterlaluan. Ibu yakin, kau sebetulnya mendengar teriakan-teriakan yang memanggilmu. Kau membuat semua hewan repot dan terganggu dari istirahat mereka.”
Baca Juga : Kurma Muda Hijau, Fase Kematangan Pertama Buah Kurma
Imo dan Ping lalu minta maaf pada ibu Imo. Mereka berjanji tak akan mengulangi kecerobohan mereka lagi.
Itulah kejadian heboh di sore hari musim panas di Artik. Kini, semua hewan melanjutkan istirahat mareka.
Baca Juga : 5 Menu Buka Puasa Sederhana untuk Anak, Coba Buat di Rumah, yuk!
Tonton video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR