Berbeda dengan lada atau bumbu masakan lainnya, garam diletakkan di atas meja. Namun dulu garam tidak diletakkan dalam botol pengocok (shaker) seperti sekarang, teman-teman.
Dulu, garam ditelakkan dalam wadah yang disebut saltcellar.
Dalam tata cara makan Italia, sejumput garam diletakkan di ujung pisau. Kemudian seorang pemotong daging yang disebut trinciante akan memberikannya pada orang yang akan makan.
Trinciante ini bukan sekadar memotong daging, lo. Ia akan melempar daging ke udara sambil memotongnya, sehingga potongan ini akan jatuh dengan perlahan ke piring orang yang dilayaninya.
Setelahnya, ia mencelupkan ujung pisau pada saltcellar dan menaruhnya ke piring orang yang akan makan.
Selain punya sejarah unik di atas, berbagai budaya di dunia menggunakan garam dalam masakannya.
Menurut profesor psikiatri dan perilaku manusia Rachel Herz, secara alamiah kita menyukai rasa garam karena tubuh kita membutuhkan garam.
Manusia juga menggunakan garam untuk mengawetkan makanan, sebelum ditemukan teknologi pendingin.
Bumbu untuk Masakan Gurih dan Bumbu Meja
Garam merupakan bumbu yang menjadi dasar masakan, teman-teman. Namun lada tidak selalu, karena biasanya lada digunakan pada masakan dengan bumbu yang lebih berat.
Namun setelah abad pertengahan, kebanyakan penggunaan sebagian besar bumbu rempah dalam masakan menurun.
Baca Juga : Di Negara Ini, Cabai Dimakan Sebagai Sayuran dalam Masakan
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | npr |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR