Padahal, anjing dingo merupakan predator puncak, lo, teman-teman. Biasanya predator puncak memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan ekosistem.
Nah, kalau koala tentunya berbeda karena ia bukanlah spesies yang termasuk predator puncak.
Lalu, bagaimana koala memengaruhi ekosistem?
Selama jutaan tahun, koala telah menjadi salah satu kunci penting kesehatan hutan eukaliptus. Koala memakan daun di pucuk pohon, kemudian kotorannya membantu daur ulang nutriri tumbuhan eukaliptus.
Fosil koala yang pernah ditemukan berusia 30 juta tahun, sehingga kemungkinan dulu koala menjadi mangsa bagi karnivora megafauna.
2. Populasi yang Dianggap Tidak Memiliki Keberlanjutan
Pengertian yang kedua dari status functionally extinct adalah menjelaskan kalau populasi yang dianggap mengalami kesulitan berkembang biak.
Misalnya, hamparan terumbu tiram yang 99 habitatnya hilang dan tidak ada individu yang bisa berkembang biak.
3. Populasi yang Kesulitan Berkembang Biak
Yang terakhir, functionally extinct bisa menunjukkan spesies dengan populasi kecil yang masih berkembang biak. Namun, mereka mengalami kesulitan untuk berpasangan dengan jenisnya sehingga bisa mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut.
Menurut peneliti Christine Adams-Hosking, sebagian populasi koala yang tinggal di wilayah perkotaan mengalami kesulitan ini.
Baca Juga : Koala Juga Punya Sidik Jari seperti Manusia, Lo!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR