Bobo.id - Australian Koala Foundation baru saja mengumumkan status koala di alam liar, teman-teman.
Yayasan ini memperkirakan, saat ini jumlah koala hanya tinggal 80.000 ekor di seluruh Australia.
Inilah yang membuat ahli di yayasan tersebut menyebut status koala functionally extinct atau punah secara fungsional.
Jumlah koala yang diperkirakan Australian Koala ini lebih rendah dibandingkan perkiraan para ilmuwan, teman-teman.
Di beberapa tempat di Australia, jumlah koala memang mengalami penurunan tajam.
Jumlah koala di alam liar memang sulit diketahui dengan pasti, namun hewan marsupial ini sangat rentang terhadap banyak ancaman, yaitu penggundulan hutan, penyakit, dan dampak perubahan iklim.
Ayo, kita cari tahu tentang keadaan koala di alam liar saat ini dari sudut pandang peneliti Christine Adams-Hosking dari Universitas Queensland.
Apa Arti 'Punah secara Fungsional'?
Functionally extinct atau punah secara fungsional ini bisa menjelaskan beberapa situasi berbahaya.
1. Peran di Ekosistem
Dalam kasus di alam liar misalnya, status punah secara fungsional digunakan pada spesies yang populasinya menurun sampai akhirnya spesies ini tidak memainkan peran penting di dalam ekosistemnya.
Misalnya, seperti anjing dingo yang jumlahnya sangat menurun di beberapa tempat, sampai akhirnya keberadaannya tidak begitu berpengaruh pada spesies buruannya.
Baca Juga : Penyebab Kepunahan Great Auk, Burung Laut yang Mirip Penguin
Padahal, anjing dingo merupakan predator puncak, lo, teman-teman. Biasanya predator puncak memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan ekosistem.
Nah, kalau koala tentunya berbeda karena ia bukanlah spesies yang termasuk predator puncak.
Lalu, bagaimana koala memengaruhi ekosistem?
Selama jutaan tahun, koala telah menjadi salah satu kunci penting kesehatan hutan eukaliptus. Koala memakan daun di pucuk pohon, kemudian kotorannya membantu daur ulang nutriri tumbuhan eukaliptus.
Fosil koala yang pernah ditemukan berusia 30 juta tahun, sehingga kemungkinan dulu koala menjadi mangsa bagi karnivora megafauna.
2. Populasi yang Dianggap Tidak Memiliki Keberlanjutan
Pengertian yang kedua dari status functionally extinct adalah menjelaskan kalau populasi yang dianggap mengalami kesulitan berkembang biak.
Misalnya, hamparan terumbu tiram yang 99 habitatnya hilang dan tidak ada individu yang bisa berkembang biak.
3. Populasi yang Kesulitan Berkembang Biak
Yang terakhir, functionally extinct bisa menunjukkan spesies dengan populasi kecil yang masih berkembang biak. Namun, mereka mengalami kesulitan untuk berpasangan dengan jenisnya sehingga bisa mengancam kelangsungan hidup spesies tersebut.
Menurut peneliti Christine Adams-Hosking, sebagian populasi koala yang tinggal di wilayah perkotaan mengalami kesulitan ini.
Baca Juga : Koala Juga Punya Sidik Jari seperti Manusia, Lo!
Sebuah penelitian pada populasi koala di Koala Coast (20 kilometer dari kota Brisbane), menunjukkan populasi tersebut kesulitan mengurangi variasi genetik, teman-teman.
Di bagian tenggara Queensland, populasi koala juga mengalami penurunan drastis.
Ditambah lagi, populasi koala di beberapa wilayah Queensland dan New South Wales dipengaruhi oleh keadaan iklim ekstrem seperti kekeringan parah dan gelombang panas. Penurunan populasi akibat keadaan iklim ini sebesar 80 persen, teman-teman.
Jumlah Koala di Alam Liar
Koala merupakan hewan yang tersebar di wilayah luas di perkotaan dan pedesaan di empat negara bagian dan satu wilayah teritorial di benua Australia. Karenanya sulit untuk mengetahui benar-benar berapa populasi koala.
Ditambah lagi, hewan ini biasanya sulit terlihat.
Di tahun 2016, sebuah penelitian memperkirakan jumlah koala di alam liar Australia adalah 329.000.
Koala sendiri sudah diberi status rentan atau "vulnerable" di Queenland, New South Wales, dan Australian Capital Territory sejak 2012, teman-teman.
Baca Juga : Tak Hanya Kanguru dan Koala, 3 Hewan Marsupial Ini Juga Asli Australia
Di Victoria dan Australia Selatan, populasi koala juga menurun bahkan ada yang mengalami kepunahan lokal.
Saat ini, situasi untuk koala bisa semakin parah karena sebab-sebab yang mengancam populasinya masih ada dan bahkan justru meningkat.
Faktor utama yang memengaruhi populasi koala adalah habitat yang berkurang. Yaitu hutan eukaliptus yang terus-menerus ditebang, teman-teman.
Semoga berbagai pihak bisa membantu mengatasi ini supaya koala tidak punah, ya, teman-teman.
Baca Juga : Gawat! Jika Pohon-pohon Ditebang, Koala Bisa Punah di New South Wales
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR