Bobo.id - Setrika yang digunakan untuk menghaluskan pakaian terus mengalami penyempurnaan dari masa ke masa, nih, teman-teman.
Setelah penemuan setrika flat iron, perkembangan setrika masih terus berlanjut untuk menyempurnakan bentuknya.
Seperti apa, ya, perkembangan setrika selanjutnya setelah flat iron?
Setrika Arang
Karena flat iron dianggap kurang efisien, pada abad ke-15 dilakukan perbaikan pada bentuk setrika, menjadi seperti kotak besi yang memiliki rongga di dalamnya.
Nah, rongga tersebut diisi dengan pemanas seperti arang yang sudah dipanaskan sebelumnya.
Bagian atas setrika ini memiliki pegangan untuk menggerakkan setrika, sedangkan bagian bawahnya berupa logam yang halus.
Dengan menggunakan setrika ini, maka menghilangkan penggunaan kain untuk mencegah kain menjadi hitam, karena bagian bawah setrika tidak memiliki jelaga hitam yang bisa mengotori pakaian.
Setrika dengan rongga yang bisa diisi arang inipun kemudian digunakan selama ratusan tahun di berbagai negara.
Baca Juga : Jadi Salah Satu Alat Keselamatan, Ini Dia Sejarah Sabuk Pengaman #AkuBacaAkuTahu
Setrika Sad Iron
Setelah setrika arang, sekitar abad ke-17 ditemukan setrika baru yang berbentuk sepotong besi tebal dengan permukaan yang rata dan memiliki pegangan besi.
Berbeda dengan setrika arang, sad iron harus dipanaskan dulu sebelum digunakan dan proses pemanasan bisa dilakukan di depan perapian atau kompor.
Karena terbuat dari besi yang sangat tebal, sad iron tidak perlu dipanaskan berulang-ulang di dalam api. Cukup di atas tungku, sehingga pakaian tidak menjadi hitam karena jelaga.
Sayangnya, ketika setrika dipanaskan, pegangannya yang terbuat dari besi juga ikut menjadi panas, nih, teman-teman.
Kelemahan lain yang dimiliki oleh setrika ini adalah beratnya yang mencapai 5,6 kilogram dan sulit dipindahkan, sehingga membuat setrika ini disebut sad iron.
Source | : | Historia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR