Bobo.id - Bumi mempunyai satelit alami, yaitu Bulan yang selalu mengikuti Bumi dan melakukan tiga gerakan alami.
Tiga gerakan alami tersebut adalah rotasi bagi dirinya sendiri, mengikuti Bumi, dan mengikuti Bumi mengorbit matahari.
Melalui Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA, menganalisis bahwa ukuran bulan mengalami penyusutan atau mengecil, nih, teman-teman.
Analisis tersebut dilakukan dengan melakukan survei terhadap lebih dari 12.000 gambar yang didapatkan oleh NASA.
Wah, apa yang menyebabkan ukuran Bulan bisa menyusut, ya?
Baca Juga : Jadi Satu-satunya Satelit Alami Bumi, Lihat Fakta Menarik Bulan, yuk!
Ukuran Bulan Menyusut dan Mengerut
Dari 12.000 gambar yang dihasilkan oleh LRO yang dirilis NASA, menunjukkan bahwa cekungan bernama Mare Frigoris di Bulan yang berada di dekat kutub utara Bulan terlihat retak dan bergeser.
Cekungan bulan Mare Frigoris merupakan salah satu dari banyak cekungan luas yang ada di Bulan dan dari sudut pandang geologis merupakan cekungan yang sudah mati.
Bulan memiliki karakteristik yang berbeda dengan Bumi, karena Bulan tidak memiliki lempeng tektonik.
Sebaliknya, aktivitas tektonik di Bulan terjadi karena Bulan secara perlahan kehilangan panasnya sejak terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu.
Baca Juga : Dari Bumi Miring Sampai Gempa Es, Ini 5 Hal Unik yang Terjadi di Planet Kita
Nah, hal ini membuat Bulan berkerut dan ukurannya menyusut dan kalau diibaratkan, penyusutan ukuran yang terjadi pada Bulan mirip seperti anggur yang menyusut menjadi kismis, teman-teman.
Bulan Menyusut karena Adanya Gempa
Ternyata, penyusutan ukuran Bulan terjadi karena adanya gempa yang akhirnya berpengaruh pada kerak di Bulan.
Bulan mempunyai kerak yang rapuh, saat terjadi gempa dan bagian dalamnya menyusut, maka permukaannya mudah pecah sehingga menghasilkan patahan dorong.
Patahan dorong merupakan di mana satu bagian kerak akan didorong ke bagian atas ke bagian yang berdekatan.
Nah, gempa inilah yang menyebabkan Bulan menyusut hingga 50 meter selama beberapa ratus juta tahun terakhir, teman-teman.
Gempa di Bulan Diteliti Sejak Tahun 1960-an
Gempa yang terjadi di Bulan ternyata sudah diteliti oleh para astronaut Apollo sejak tahun 1960-an dan 1970-an.
Para astronaut menemukan aktivitas seismik atau gempa sebagian besar terjadi di perut Bulan, sedangkan yang terjadi di permukaan hanya sedikit.
Baca Juga : Meskipun Bersuhu Panas, Ternyata di Matahari Juga Turun Hujan, lo
Dari semua misi yang dilakukan oleh astronaut Apollo dan dihubungkan dengan fitur permukaan yang baru, diperkirakan gempa di Bulan masih terjadi sampai saat ini.
Beberapa peneliti yang melakukan penelitian terhadap gempa di Bulan menganggap hal ini menarik, karena gempa ternyata tidak hanya terjadi di Bumi saja, tapi juga terjadi di Bulan.
Bukan hanya gempa saja, tapi gempa yang terjadi di Bulan juga dapat menyebabkan penyusutan yang cukup besar pada ukuran Bulan.
Lihat video ini juga, yuk!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,space.com,National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR