“Ayo, Dik, jangan diam saja di situ!” tiba-tiba seorang gadis remaja berambut panjang dan berikat kepala merah menyambar tangannya. Mengajaknya berlari mencari perlindungan. Sambil berlari gadis itu menyambar anak perempuan lainnya dan turut mengajaknya berlindung. Meina dan anak itu disembunyikannya di sebuah semak lebat.
“Tunggu di sini,” perintahnya pendek sebelum pergi meninggalkan mereka. Meina melihat betapa gadis itu memberi arahan dan semangat kepada penduduk setempat melawan tentara Belanda.
Baca Juga : Jam Tidur Saat Puasa Berkurang dan Jadi Cepat Lelah? Yuk, Atasi dengan Tips Ini!
“Betapa beraninya gadis itu,” bisik Meina kagum.
“Memang. Itu Kak Martha Christina Tiahahu. Putri dari desaku, desa Abubu. Dia pemberani sekali. Katanya, ‘kenapa mesti takut, membela negara itu membela kebenaran. Dan, kalau yang dibela itu kebenaran, jalan pasti terbuka. Mati pun tak masalah. ”Jawab anak di samping Meina dengan nada bangga.
Baca Juga : Apakah Mata Minus Bisa Sembuh dengan Makan Wortel? #AkuBacaAkuTahu
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR