Bobo.id - Agar tidak tersengat sinar matahari, ketika bermain di luar kita harus mengoleskan krim tabir surya di kulit.
Selain dengan mengoleskan krim tabir surya, kita juga bisa menggunakan baju berlengan panjang, celana panjang, atau topi untuk menghalangi sinar matahari.
Manusia bisa melindungi dirinya dari sinar matahari dengan menggunakan tabir surya atau memakai baju, tapi bagaimana dengan hewan, ya?
Apakah kulit hewan juga bisa mengalami tersengat matahari jika terpapar sinar matahari terlalu lama?
Baca Juga: Menjadi Rusa Terbesar di Indonesia, Ini Dia Fakta Unik Rusa Sambar!
Hewan Bisa Terkena Sengatan Matahari
Hewan memiliki perlindungan alami, seperti bulu, rambut, atau sisik yang menutupi sebagian besar atau seluruh bagian tubuh mereka.
Berbagai perlindungan alami tadi akan membantu hewan melindungi tubuhnya dari sengatan matahari dan menjaga kelembapan tubuhnya.
Namun sama seperti manusia, ternyata hewan juga bsia mengalami kulit terbakar akibat sengatan matahari, nih, teman-teman.
Sengatan matahari yang bisa dialami oleh hewan tergantung dari beberapa faktor, seperti kebiasaan hewan, warna, hingga kepadatan bulunya.
Faktor yang Menyebabkan Hewan Terkena Sengatan Matahari
Seperti yang sudah Bobo sebutkan sebelumnya, hewan bisa terkena sengatan matahari karena berbagai faktor, teman-teman.
Contohnya adalah hewan berbulu lebat seperti domba yang bulunya menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya.
Meskipun domba memiliki bulu yang lebat, tapi hewan ini juga bisa saja terkena sengatan matahari, lo.
Domba bisa terkena sengatan matahari misalnya setelah bulunya dicukur yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat benda lain, seperti benang.
Baca Juga: Burung-Burung Merpati Ini Menggunakan Tas Ransel, Mengapa, ya?
Setelah bulu yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dicukur, domba menjadi tidak mempunyai perlindungan lagi bagi tubuhnya.
Hal ini berakibat pada kulitnya yang terkena sengatan matahari langsung.
Namun untungnya domba sudah mengembangkan respons perilaku agar kulitnya tetap terlindung dan mengurangi sengatan matahari meskipun tidak lagi terlindungi oleh bulunya.
Kepadatan bulu juga memengaruhi apakah hewan bisa terkena sengatan matahari, lo, teman-teman.
Babi adalah salah satu hewan yang memiliki bulu jarang-jarang atau tidak padat di permukaan kulitnya.
Hal ini bisa saja membuat babi sangat mudah terpapar sinar matahari dan tersengat matahari.
Namun kebiasaan babi yang suka berguling-guling dan berendam di lumpur membantunya terhindar dari sengatan matahari, lo.
Lumpur yang menempel di permukaan kulit babi akan mengurangi sengatan sinar matahari langsung ke kulitnya yang mempunyai bulu tipis dan jarang-jarang.
Selain itu, lumpur yang menempel dan mengering di permukaan kulitnya juga mampu membantu mendinginkan tubuh babi di udara yang panas.
Baca Juga: Gemasnya, 10 Kucing Ini Punya Corak Berbentuk Hati di Bulunya!
Hewan lain yang melakukan mekanisme melindungi diri dari sengatan matahari adalah kuda nil yang mempunyai kulit sensitif.
Kuda nil banyak menghabiskan waktunya untuk berendam atau berenang di air untuk melindungi kulitnya yang sensitif terhadap sengatan matahari.
Sedangkan saat berada di luar air, kuda nil akan mengeluarkan cairan merah dari dalam tubuhnya yang akan melapisi kulitnya.
Cairan merah yang terlihat seperti darah tersebut sebenarnya adalah cairan antibiotik yang dapat menyerap sinar ultraviolet matahari.
Yap, cairan merah yang dikeluarkan oleh tubuh kuda nil sebenarnya berfungsi sebagai tabir surya, teman-teman.
Wah, meskipun hewan tidak memakai tabir surya seperti manusia, ternyata setiap jenis hewan memiliki mekanisme pertahanan dari sengatan matahari.
Baca Juga: Jadi Anjing Favorit di Jepang, Ini Fakta Shiba Inu yang Menggemaskan!
Lihat video berikut ini, yuk!
Source | : | Howstuffworks |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR