Bobo.id - Tahukah kamu? Menurut penelitian institusi Smithsonian, saat ini kemungkinan ada 10 triliun individu serangga di dunia, lo.
Penelitian tersebut juga memperkirakan ada sekitar 30 juta spesies serangga di dunia.
Kemudian dalam artikel Smithsonian sendiri disebutkan kalau ada 900.000 jenis serangga yang diketahui di dunia.
Dari begitu banyak serangga, ada juga yang tinggal di kulit wajah manusia, bahkan bertelur di sana, lo. Serangga apa, ya?
Serangga yang Tinggal dan Bertelur di Kulit Wajah Manusia
Serangga yang tinggal di wajah manusia ini memiliki delapan kaki, teman-teman. Ia adalah kutu wajah!
Di kulit manusia memang banyak mikroorganisme, teman-teman. Termasuk kutu wajah ini.
Kutu wajah memiliki ukuran yang lebih kecil dari butiran pasir, sehingga sulit bagi kita untuk bisa melihatnya.
Ia berjalan-jalan di kulit wajah tanpa ketahuan dan saat menemukan pori-pori yang disukainya, ia akan bertelur di sana.
Kutu wajah merupakan kelompok araknida seperti laba-laba.
Kenapa ia tinggal di kulit wajah manusia, ya?
Baca Juga: Laba-laba Bisa Merayap di Dinding, Bagaimana Cara Ia Melakukannya?
Rupanya ia mencari makanan di sana. Makanan kutu wajah adalah minyak dan sel di kulit manusia. Terutama di area hidung, pipi, dan dahi.
Sejak Kapan Kutu Wajah Tinggal di Kulit Manusia?
Ilmuwan mengatakan, kutu wajah sudah "menumpang" tinggal di kulit manusia sejak 200.000 tahun lalu, lo!
Menurut penelitian, setiap orang dewasa di Bumi juga "ditumpangi" oleh kutu wajah di kulitnya.
Bahkan, kemungkinan kulit manusia juga sudah ditinggali kutu wajah sejak masih bayi.
Karena kutu wajah bisa berpindah ke kulit adik bayi dari orang tuanya.
Baca Juga: Kenapa Kutu Rambut Sangat Sulit Dibasmi, ya? #AkuBacaAkuTahu
Kutu Wajah Berkembang Biak di Tempat yang Berbeda
Ada jenis kutu wajah yang bertelur di folikel rambut. Folikel adalah kantung kelenjar kecil di kulit.
Jenis kutu wajah ini namanya Demodex folliculorum.
Ada juga kutu wajah Demodex brevis yang lebih suka bertelur di kelenjar minyak atau sebum di kulit.
Setelah bertelur, kutu wajah akan mati. Kemudian telurnya menteas dalam waktu dua minggu, kembali berpasangan, bertelur, dan kemudian mati.
Nah, sisa-sisa kutu wajah yang mati itu lah yang bisa menganggu, karena akan menumpuk di pori-pori kulit wajah manusia.
Dari Mana Asalnya Kutu Wajah?
Manusia bisa menghilangkannya dengan mencuci wajahnya. Namun sulit untuk memusnahkan seluruh kutu wajah yang ada di kulit wajah.
Bahkan, kalau dibersihkan dengan sabun yang mengandung antibiotik, akan ada kutu wajah baru yang datang lagi dalam beberapa minggu. Mereka dari mana datangnya, ya?
Rupanya, kutu wajah bisa datang dari handuk, sarung bantal dan bantal, atau orang lain di sekitar kita.
Wah, artinya barang seperti handuk atau sarung bantal dan bantal harus selalu dijaga kebersihannya, nih.
Apakah Kutu Wajah Berbahaya?
Sebenarnya, secara umum kutu wajah tidaklah berbahaya, teman-teman.
Namun, masalah bisa terjadi jika jumlah kutu wajah sangat banyak hingga tidak terkendali.
Ini bisa menganggu jika seseorang tidak memiliki sistem imun yang baik.
Ada juga yang bisa terganggu kutu wajah karena memiliki kondisi kulit rosasea. Rosasea adalah peradangan kronis pada kulit di area pipi, dahi, hidung, dan dagu karena pembesaran pembuluh darah di bawah kulit.
Menurut ilmuwan, kutu wajah juga bisa berguna untuk mempelajari nenek moyang manusia.
Misalnya, ilmuwan menemukan kalau kutu wajah di Eropa dan kutu wajah di Asia Timur mengalami perubahan proses genetik sekitar 40.000 tahun lalu. Waktu ini bertepatan dengan berpisahnya orang Eropa dan Asia Timur.
Selama kita menjaga kebersihan dan kesehatan, kutu wajah tidak menganggu kita, teman-teman.
Baca Juga: Selain Mengganti Sprei, Bantal Rupanya Juga Harus Diganti, lo
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Science Insider,Smithsonian |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR