Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Bukan Maksudnya Mencuri.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Cerpen Anak: Bukan Ikan Air Tawar
Siang itu hari panas sekali. Tukang es serut, tukang es buah dan tukang es cendol sejak tadi boiak balik di gang Betet. Gang rumah Toton.
"Tinggg... tingg!" Tukang Es Serut mendentingkan gelasnya dengan sendok.
"Es cendol! Essss!" teriak si. Penjaja Es Cendol.
Baca Juga: Cerpen Anak: Bangku Perah Susu
Siang itu Toton sedang belajar PMP untuk ulangan besok. Ia duduk di bawah pohon jambu.
Mendengarkan teriakan itu, pikiran Toton menjadi tidak tenang. "Minum es siang-siang seperti ini, hmmmm sedaaaap!" Toton sedang melamunkan es yang akan menyejukkan tenggorokkannya.
"Tapiii..." Ya, tapi Toton tidak mempunyai uang. Uangnya sudah habis dipakai untuk membeli sampul plastik.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Suka, Ini Peran Ular dan Katak bagi Lingkungan
Toton lalu masuk ke rumah. Ia mencari Inah, kalau-kalau ia mau meminjamkan uangnya. Tapi, Bi Inah tak ada.
Toton lalu pergi ke kamar mencari mamanya. Tapi tak ada juga. Memang siang-siang seperti ini Mama dan Bi Inah sering membantu Papa di warung.
Eee, ada dompet Mama. Pasti ada uangnya. Ya, pasti!
Baca Juga: Unik! Apel Ini Berwarna Hitam dan Harganya Sangat Mahal, Pernah Coba?
"Esss... essss!" terdengar teriakan si tukang es.
"Aduuuu, bagaimana ya? Mmm, begini saja! Pinjam uang Mama, dan besok diganti," ujarnya. Toton lalu mengambil uang kertas seratusan dari dompet Mama.
"Pak, es serutnya satu! Siropnya yang banyak yah," pintanya.
Toton lalu makan es itu. Memang benar-benar lezat. Apalagi di saat-saat seperti ini.
Sore harinya, Mama hendak membeli koran. La membuka dompet. Tapi uang lembaran seratusannya tidak ada.
Baca Juga: Wah, Ternyata Selfie Juga Dilakukan di Ruang Angkasa oleh Astronaut, lo!
"Pa, Ton, ambil uang Mama? Seratus rupiah?!"
"Tidak!" sahut Toton dengan gugup seraya masuk kamar.
"Ah, mungkin Mama lupa! Uangnya tadi sudah Mama pakai untuk membelanjakan sesuatu mungkin," ujar Papa lagi.
Mama diam. Ya, benar juga yang dikatakan Papa. Mungkin Mama lupa. Mama lalu membayar korannya dengan uang seribuan.
Baca Juga: Tempat Terakhir di Italia yang Menggunakan Api untuk Memotong Rambut
Di kamar Toton resah sekali. "Ah, tapi aku tidak mengambil uang Mama kok. Aku hanya meminjamnya. Besok juga diganti."
Toton lalu berusaha melupakan hal itu.
Keesokan harinya seperti biasa, di meja makan ada uang 150 rupiah. Ya, uang jajan untuk Toton. Kebetulan pagi itu, Papa belum siap. Toton lalu pergi ke kamar. Ia hendak mengembalikan uang Mama.
Baca Juga: Tempat yang Dianggap Mitos Ini Rupanya Ditinggali Spesies yang Dikira Sudah Punah
"Nah, beres!" katanya dalam hati.
"Bi Inah, tolong belikan cabe!" ujar Mama.
Mama lalu pergi ke kamar.
"Lho, kok ada empat buah dua puluh limaan. Padahal semalam.... Ya, semalam tidak ada," kata Mama dalam hati.
Baca Juga: 5 Jenis Buah yang Sebaiknya Tidak Kita Simpan di Kulkas, Apa Saja?
"Pa, Toton! Coba ke mari sebentar!" panggil Mama lagi.
"Siapa yang menaruh uang di dompet Mama tadi?"
"Toton, Ma! Kemarin Toton pinjam uang Mama 100 rupiah untuk beli es serut!" sahut Toton.
"Toton, Toton. Itu kan sama saja dengan mencuri. Papa dan Mama sudah berapa kali pesan, jangan suka mencuri. Tidak baik!" kata Mama.
"Tapi, Pa, Ma! Toton tidak mencuri kok. Toton pinjam uang Mama. Ini buktinya, uangnya hari ini Toton kembalikan," kilahnya tak mau kalah.
Baca Juga: Tidak Suka Pisang? Manfaat Buah Ini Sama dengan Manfaat Pisang, lo!
"lya, tapi caramu itu sama saja dengan mencuri. Karena kau mengambil uang Mama tanpa permisi dahulu," kata Papa lagi. "Kali ini Papa maafkan perbuatanmu. Tapi, kalau lain kali kaulakukan lagi. Hmm, rasakan hukuman Papa."
"Ya, Pa! Toton janji tidak akan mengulangi perbuatan seperti itu lagi," janjinya.
Papa dan Mama tersenyum mendengarkan janji Toton. Ya, pasti Toton akan menepati janjinya. Kalau tidak ia pasti dihukum.
Cerita dan Ilustrasi oleh: Dok. Majalah Bobo
Baca Juga: Berasal dari Ordo yang Sama dengan Kadal, Kenapa Ular Tidak Punya Kaki? #AkuBacaAkuTahu
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR