Tulisan dalam Naskah Voynich Berisi Karakter dari Bahasa Asli
Ahli kriptogradi atau sandisastra yang meneliti buku ini mengatakan kalau sebenarnya tulisan yang ada dalam Naskah Voynich terdiri dari berbagai karakter bahasa asli atau bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi, hanya saja belum pernah ada orang yang melihatnya.
Hal yang membuat para ahli berpikir seperti itu adalah karena beberapa huruf dan kumpulan huruf terlihat sering muncul.
Namun ada juga yang berpikir kalau sebenarnya Naskah Voynich merupakan bahasa yang memang tidak ada dan dibuat hanya untuk mendapatkan uang dengan cara menjual buku tadi kepada para peneliti.
Teori lain menyatakan kalau Naskah Voynich sebenarnya ditulis dalam satu bahasa yang diketahui, tapi ditulis dalam kata sandi yang menggantikan bahasa tadi.
Baca Juga: 5 Benda yang Sebaiknya Tidak Kita Simpan di Kamar Mandi, Apa Saja?
Benarkah Naskah Voynich Sudah Berhasil Dipecahkan?
Seorang peneliti dari Inggris mengungkapkan kalau dirinya sudah memecahkan kode dari Naskah Voynich ini, lo, teman-teman.
Ia mengatakan kalau naskah yang misterius ini ternyata bukanlah berisi campuran kata-kata dan simbol yang tidak ada artinya.
Menurut ia, Naskah Voynich ditulis dalam bahasa proto-Romawi yang digunakan saat abad pertengahan tapi jarang digunakan dalam naskah resmi.
Baca Juga: Dulu Kumuh dan Banyak Sampah, Sekarang Berubah Jadi Kampung Korea
Bahasa proto-Romawi ini menghasilkan berbagai bahasa lain, seperti bahasa Portugis, Spanyol, Perancis, dan Italia.
Namun ternyata tidak semua ahli pemecah kode setuju dengan kesimpulan ini, lo, teman-teman.
Ada beberapa hal yang dianggap aneh oleh para peneliti, sehingga kecil kemungkinannya kalau naskah ini hanya terdiri dari satu bahasa saja. Sehingga sampai sekarang isi naskah ini belum terpecahkan.
Wah, kira-kira para ahli bisa memecahkan naskah ini dan mengetahui isinya atau tidak, ya?
Yuk, kita banyak membaca buku dalam berbagai bahasa, mungkin kita bisa membantu para ahli memecahkan Naskah Voynich!
#AkuBacaAkuTahu
Tonton video berikut ini juga, yuk!
Source | : | ancient-origins.net,ted-ed,Live Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR