Bobo.id - Apakah ada di antara teman-teman yang sudah menggunakan kacamata sebagai alat bantu untuk melihat?
Kalau iya, itu berarti teman-teman sudah mengalami salah satu atau mungkin lebih dari satu gangguan mata.
Ada banyak gangguan mata yang bisa dialami oleh anak-anak seusia kita. Salah satu gangguan mata yang sering terjadi adalah mata minus.
Baca Juga: Sama-Sama Punya Rasa Manis, Lebih Baik Air Tebu atau Air Gula, ya?
Gangguan mata biasanya disebabkan oleh faktor genetik. Jika orang tua mengalaminya, kemungkinan besar kita juga akan mengalaminya.
Namun, ada juga gangguan mata yang memang disebabkan oleh kebiasaan tidak baik yang sering kita lakukan.
Misalnya membaca di tempat yang gelap, membaca sambil tiduran, terlalu banyak menatap layar gawai, dan lain-lain.
Nah, kali ini, Bobo ingin memberi penjelasan tentang beberapa gangguan mata yang bisa dialami oleh anak-anak. Yuk, kita simak!
Baca Juga: 5 Mitos tentang Hidrasi Tubuh yang Sering Dipercaya, Pernah Dengar?
1. Rabun Jauh
Rabun jauh merupakan kondisi saat kita kesulitan melihat benda atau sesuatu yang berada dalam jarak yang cukup jauh.
Biasanya benda atau sesuatu yang jauh itu terlihat samar atau buram. Rabun jauh inilah yang sering disebut sebagai mata minus.
Gangguan mata ini biasanya disebabkan oleh faktor genetik. Kita bisa mengatasinya dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, atau operasi lasik.
Baca Juga: Tanduk Bisa Muncul di Pangkal Leher karena Sering Bermain Ponsel, Benarkah?
2. Rabun Dekat
Rabun dengan atau mata plus adalah kebalikan dari rabun jauh, yaitu kondisi saat kita kesulitan melihat benda yang berjarak dekat.
Pada umumnya, rabun dekat dialami oleh orang tua. Namun, anak-anak seusia kita juga bisa mengalaminya.
Sama seperti rabun jauh, rabun dekat juga bisa diatasi dengan menggunakan kacamata, lensa kontak, dan operasi lasik.
Baca Juga: Ingin Melihat Gerhana Bulan Parsial pada 17 Juli Nanti? Ini Tipsnya
3. Rabun Senja
Rabun senja merupakan gangguan mata saat kita kesulitan melihat pada malam hari dan di tempat yang gelap atau minim cahaya.
Rabun senja biasanya terjadi karena faktor genetik. Namun, ada juga yang terjadi karena kekurangan vitamin A.
Rabun senja bisa diatasi dengan penanganan oleh dokter. Sayangnya, belum ada cara untuk menyembuhkan rabun senja jika dialami sejak lahir.
4. Astigmatisme
Astigmatisme atau mata silinder adalah gangguan mata yang disebabkan oleh kelainan kelengkungan kornea mata.
Baca Juga: Meski Menyehatkan, 3 Hal Ini Akan Terjadi Jika Makan Anggur Berlebihan
Gangguan mata ini akan membuat benda-benda di sekitar kita menjadi terlihat samar atau berbayang.
5. Buta Warna
Gangguan mata yang lain adalah buta warna, yaitu kondisi saat kita tidak bisa melihat warna tertentu atau tidak bisa membedakan beberapa warna.
Buta warna terjadi karena sel kerucut atau sel warna yang ada di dalam mata tidak bekerja dengan normal.
Baca Juga: Keren, Ubud di Bali Masuk Peringkat 10 Besar Kota Terbaik di Dunia!
6. Katarak
Katarak merupakan salah satu gangguan mata yang terjadi karena menumpuknya protein pada lensa mata yang membuat penglihatan menjadi samar.
Katarak memang biasanya dialami oleh orang tua berusia 60 tahun ke atas. Namun, anak-anak seusia kita juga bisa mengalaminya.
Gangguan mata ini bisa disebabkan karena penyakit diabetes, obesitas, atau faktor genetik.
Baca Juga: Para Astronom Temukan Ploonet, Bulan yang Berubah Menjadi Planet
7. Konjungtivitis
Konjungtivitis merupakan salah satu gangguan mata yang membuat mata kita terlihat merah muda.
Gangguan mata ini biasanya terjadi karena mata kita terkena bakteri, virus, debu, atau alergi.
Disebut konjungtivitis karena adanya peradangan pada konjungtiva atau selaput tipis yang melapisi kelopak mata bagian dalam dan bola mata.
Nah, itulah beberapa gangguan mata yang bisa dialami anak-anak seusia kita. Tetap jaga kesehatan mata supaya tidak mengalami hal-hal itu, ya.
Baca Juga: Sering Mengalami Demam saat Minum Antibiotik? Ini Penjelasannya
Lihat video ini juga, yuk!
Langkah-Langkah Kegiatan Pertambangan, Lengkap dengan Penggolongan Barang Tambang di Indonesia
Source | : | alodokter |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR