Bobo.id – Baru-baru ini, ada informasi bahwa ada potensi gempa yang disertai tsunami di selatan Pulau Jawa, teman-teman.
Menurut informasi itu, potensi gempa bumi yang bisa terjadi di wilayah itu adalah gempa megathrust yang bermagnitudo 8,8.
Apa itu gempa megathrust dan apakah benar bisa terjadi, ya? Jika iya, apa yang bisa dilakukan?
Yuk, kita cari tahu!
Potensi Gempa Megathrust
Apa teman-teman tahu apa itu gempa bumi megathrust?
Gempa megathrust atau megathrust earthquake gempa yang berkekuatan sangat besar yang terjadi di wilayah subduksi atau penunjaman.
Wilayah subduksi atau penunjaman adalah area di mana lempeng Bumi mendorong satu sama lain.
Namun, biasanya gempa megathrust ini tidak sering terjadi, teman-teman. Gempa ini bisa terjadi sekitar beberapa ratus tahun sekali.
Menanggapi informasi itu, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan kalau wilayah Indonesia memang rawan gempa dan tsunami.
Baca Juga: Lava Gunung Berapi Sangat Panas, Mengapa Bagian Gunung yang Dilewati Lava Tidak Meleleh?
Wilayah selatan Pulau Jawa merupakan zona subduksi Lempeng Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Sehingga membuat wilayah itu rawan gempa dan tsunami, teman-teman.
Nah, informasi tentang potensi gempa dan tsunami itu adalah potensi atau hal yang mungkin terjadi, namun bukan prediksi atau perkiraan pasti, teman-teman.
Artinya, gempa atau tsunami di zona subduksi seperti di wilayah selatan Pulau Jawa itu bisa terjadi namun tidak bisa dipastikan kapan terjadinya.
Pihak BNPB dan BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu siaga dan melakukan tindakan mitigasi atau mengurangi dampak bencana.
Salah satu cara untuk siaga yang bisa kita ingat adalah rumus 20-20-20, teman-teman.
Upaya Mitigasi dan Rumus 20-20-20
Masyarakat bisa mengenali potensi ancaman di lokasi tempat gempa dengan menggunakan aplikasi dari BNBP, yaitu aplikasi InaRISK.
Kemudian, di sekitar wilayah gempa, bangunan lebih baik dibangun tahan gempa dengan kerangka yang kuat.
Tidak kalah pentingnya, masyarakat perlu mengingat rumus 20-20-20, terutama masyarakat yang tinggal di area pinggir pantai.
Baca Juga: Saat Terjadi Tsunami, Bagaimana Keadaan Satwa yang Tinggal di Laut?
Rumus 20-20-20 ini adalah ketika warga merasakan gempa yang berlangsung selama 20 detik, maka segera setelah guncangan selesai, harus segera dievakuasi dari wilayah pantai.
Ini karena diperkirakan tsunami bisa datang dalam waktu 20 menit setelah gempa terjadi.
Kemudian, evakuasi yang dilakukan adalah berlari menyelamatkan diri ke bangunan yang memiliki ketinggian minimal 20 meter.
Nah, bangunan yang dipilih untuk menyelematkan diri adalah bangunan yang tetap kokoh setelah gempa berhenti, teman-teman.
Oh iya, saat terjadi gempa, ada cara yang disarankan oleh BMKG juga, lo. Yuk, kita cari tahu di artikel berikut ini!
Baca Juga: Jangan Panik! Lakukan Tips dari BMKG Sebelum dan Saat Terjadi Gempa
Yuk, lihat video ini juga!
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Sekolah, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com,Natural Resources Canada |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR