Bobo.id - Jika kita pergi ke restoran dan memesan ayam, biasanya kita akan diminta untuk memilih bagian dada atau paha.
Pada umumnya, untuk diolah menjadi makanan, ayam akan dipotong menjadi beberapa bagian. Ada dada, sayap, paha atas, dan paha bawah.
Bagian dada dan paha atas berukuran lebih besar daripada bagian sayap dan paha bawah.
Beberapa orang bisa memakan semua bagian itu. Namun, ada beberapa orang yang lebih menyukai bagian tertentu.
Baca Juga: Yuk, Lakukan 7 Hal Ini Jika Ingin Tidur Nyenyak Selama di Pesawat!
Misalnya, ada orang yang lebih memilih bagian dada karena dagingnya lebih banyak.
Sebaliknya, ada orang yang memilih bagian paha karena dagingnya tidak terlalu tebal sehingga bumbunya lebih meresap.
Lalu, di antara dada dan paha, bagian ayam yang manakah yang lebih menyehatkan?
Yuk, kita cari tahu kandungan gizi yang ada di dalam daging dada dan paha ayam!
Baca Juga: Selain Terlalu Banyak Makan, 7 Hal Ini Juga Bisa Sebabkan Obesitas
1. Protein
Baik dada maupun paha ayam, keduanya merupakan sumber protein hewani yang baik.
Satu potong paha ayam panggang dengan berat sekitar 85 gram mengandung protein sebesar 21 gram.
Sedangkan dada ayam mengandung jumlah protein yang lebih tinggi, yaitu sekitar 25 gram.
Artinya, dada ayam mengandung protein yang lebih banyak daripada paha ayam.
Baca Juga: Suka Nasi Goreng? Coba 5 Jenis Nasi Goreng dari Berbagai Negara, yuk!
Asupan protein yang disarankan setiap harinya adalah sekitar 46 gram untuk perempuan dan 56 gram untuk laki-laki.
Protein ini penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh, pertumbuhan sel, dan pembentukan massa otot.
2. Lemak
Perbedaan kandungan gizi pada dada ayam dan paha ayam lebih jelas terlihat pada kandungan lemaknya.
Baca Juga: Pernah Melihat Orang dengan Mata Juling? Ternyata Ini Penyebabnya
Ternyata dada ayam lebih rendah lemak daripada paha ayam, lo, teman-teman.
Setiap 85 gram dada ayam panggang mengandung 7 gram lemak total dan 2 gram lemak jenuh.
Jumlah ini merupakan 10 persen dan 9 persen dari asupan harian yang disarankan.
Sementara itu, paha ayam dengan porsi yang sama mengandung 13 gram lemak total dan 3,5 gram lemak jenuh.
Baca Juga: Para Astronaut Sangat Ingin Jalankan Misi ke Planet Mars, Kenapa, ya?
Jumlah ini setara dengan 20 persen asupan harian lemak total dan 18 persen lemak jenuh yang disarankan.
Maka untuk menurunkan kandungan lemaknya, kita bisa menyingkirkan bagian kulit pada dada dan paha ayam sebelum dikonsumsi.
3. Kalori
Perbedaan jumlah kalori dalam dada ayam dan paha ayam juga terlihat tidak seimbang.
Setiap 85 gram dada ayam mentah mengandung 170 kalori, sementara paha ayam mengandung 210 kalori.
Baca Juga: Di Usia Berapa dan Seberapa Banyak Anak-Anak Boleh Minum Jamu?
Hal ini menunjukkan bahwa paha ayam mengandung jumlah kalori yang lebih tinggi daripada dada ayam.
4. Kolesterol
Kandungan kolesterol pada dada maupun paha ayam tergolong sedang.
Setiap 85 gram dada ayam mengandung 70 miligram kolesterol atau 24 persen asupan harian yang disarankan.
Baca Juga: Keren, Pelukis Ini Membuat Grafiti Tiga Dimensi di Tembok Bangunan!
Sementara untuk paha ayam dengan porsi yang sama mengandung 80 miligram kolesterol, atau 26 persen asupan harian yang disarankan.
Mengonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kesehatan yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Maka, para ahli menyarankan untuk membatasi asupan kolesterol harian sebanyak 200 miligram untuk orang dengan penyakit jantung koroner.
Baca Juga: Pernah Naik Kapal Pesiar? Ini 10 Pelabuhan Kapal Pesiar Terpopuler di Dunia
5. Natrium
Bagian dada dan paha ayam mengandung jumlah natrium yang tidak jauh berbeda.
Pada 85 gram paha ayam mengandung 70 miligram natrium, sementara dada ayam mengandung 60 miligram natrium.
Natrium sendiri merupakan mineral elektrolit yang ditemukan secara alami pada makanan.
Baca Juga: Sudah Masuk Musim Panas, Ini 7 Festival Musim Panas di Tokyo Jepang
Asupan harian yang disarankan untuk natrium adalah 1.500 miligram. Natrium memang diperlukan untuk menjaga keseimbangan cairan dan kerja otot dalam tubuh.
Namun, hati-hati, bila terlalu berlebihan dapat menyebabkan retensi air, yaitu kondisi saat tubuh mengalami kelebihan cairan tapi tidak bisa dikeluarkan.
Hal ini bisa meningkatkan tekanan darah dan membuat kita menjadi terserang penyakit darah tinggi.
Baca Juga: Suhu Dingin Ekstrem Bisa Sebabkan Hipotermia, Ini 4 Faktanya
(Penulis: Gloria Setyvani Putri)
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR