Bobo.id - Selain gajah sumatra, ada spesies gajah lainnya, yaitu gajah afrika, nih, teman-teman.
Sayangnya, saat ini, gajah afrika menghadapi ancaman rentan punah karena berbagai faktor, seperti berkurangnya lahan atau habitat hidupnya dan perburuan liar.
Gajah biasa diburu oleh para pemburu liar untuk diambil dan dimanfaatkan gadingnya, yang sebenarnya adalah bagian dari gigi gajah.
Status rentan punah pada gajah afrika ini tidak hanya berbahaya bagi spesies itu sendiri, tapi juga berbahaya bagi Bumi yang menghadapi ancaman pemanasan global, lo.
Baca Juga: Jadi Maskot Pulau Bali, Kenalan dengan Burung Jalak Bali, yuk!
Jumlah Karbon Dioksida di Bumi Meningkat
Setiap harinya, teman-teman pasti melihat banyak orang menggunakan alat transportasi seperti mobil atau motor untuk pergi ke tempat lain.
Nah, pemakaian kendaraan ini akan menghasilkan emisi atau gas pembuangan berupa karbon dioksida dari bahan bakar fosil yang digunakan.
Hasil buangan dari kendaraan inilah yang nantinya akan menyebabkan pemanasan global karena adanya efek rumah kaca, yaitu meningkatnya karbon dioksida yang menyelimuti atmosfer Bumi.
Karbon dioksida hasil pembuangan ini akan diserap oleh tumbuhan dan dikeluarkan dalam bentuk oksigen.
Ini artinya, Bumi butuh penyerap oksigen alami untuk mengurangi jumlah karbon dioksida. Penyerap alami karbon dioksida bisa berupa pohon atau tanaman, tanah, hingga lautan.
Baca Juga: Bisakah Penyu Hidup Tanpa Cangkangnya? Ini Fakta Seru Cangkang Penyu!
Populasi Gajah Afrika Membantu Mengurangi Perubahan Ikllim
Isu perubahan iklim atau pemanasan global masih menjadi ancaman bagi Bumi saat ini, teman-teman.
Perubahan iklim yang terjadi mengubah iklim atau suhu Bumi menjadi sangat ekstrem, contohnya ada beberapa wilayah yang mengalami suhu panas ekstrem.
Akibatnya, lapisan es di beberapa tempat, seperti di Kutub Utara mencair dan menyebabkan hewan di sana kehilangan tempat tinggal serta sumber makanan.
Perubahan iklim juga membuat suhu air di lautan menjadi lebih panas, lo, yang membuat beberapa hewan punah.
Tahukah teman-teman? Populasi gajah hutan afrika ternyata bisa membantu mengurangi gas karbon dioksida di atmosfer yang bisa menyebabkan perubahan iklim, lo.
Baca Juga: Ilmuwan Identifikasi Spesies Hiu Baru yang Bisa Bercahaya dalam Gelap
Gajah Menginjak-injak Pohon yang Pertumbuhannya Cepat
Cara yang dilakukan oleh gajah untuk membantu mengurangi perubahan iklim cukup unik, nih, teman-teman, yaitu dengan menginjak-injak tanaman.
Lo, bukannya kalau tanaman diinjak-injak maka akan mati, Bo? Tenang saja, teman-teman, meski gajah banyak menginjak-injak tumbuhan, tapi bukan sembarang tumbuhan yang diinjak.
Gajah biasanya akan menginjak tanaman yang pertumbuhannya cepat dan mendorong pertumbuhan tanaman kayu yang pertumbuhannya lambat.
Tumbuhan yang pertumbuhannya lambat akan lebih efektif dalam menyimpan dan menghilangkan karbon dioksida dari lingkungan sekitarnya, lo.
Sebaliknya, tanaman dengan pertumbuhan yang cepat akan mengurangi kemampuan hutan untuk menyimpan dan menyerap karbon dioksida dari lingkungan sekitar.
Nah, dengan tidak adanya tumbuhan yang pertumbuhannya cepat, maka tumbuhan kayu yang pertumbuhannya lambat akan lebih efisien dalam menyerap karbon.
Tumbuhan kayu dengan kepadatan yang tinggi diketahui dapat menyimpan lebih banyak molekul karbon dibandingkan tumbuhan yang tumbuhnya cepat tapi kepadatannya rendah.
Baca Juga: Punya Sisik Berwarna Ungu, Ikan Terumbu Karang Dinamakan Ikan Wakanda
Berkurangnya Populasi Gajah Berpengaruh pada Pertumbuhan Pohon
Sayangnya, dengan berkurangnya populasi gajah hutan afrika, maka berpengaruh juga pada jumlah karbon dioksida yang ada di atmosfer, nih, teman-teman.
Populasi gajah hutan afrika yang berkurang membuat tumbuhan dengan pertumbuhan yang cepat meningkat jumlahnya.
Hal ini juga membuat tanaman kayu yang pertumbuhannya lambat dan bisa menyerap lebih banyak karbon dioksida menjadi tergeser.
Inilah yang kemudian membuat hutan tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik, yaitu menyerap karbon dioksida.
Baca Juga: Merpati Ini Punya Bulu Seperti Pelangi, lo! Merpati Jenis Apa, ya?
Padahal penelitian menunjukkan bahwa saat populasi gajah di afrika tinggi, jumlah pohon berkayu yang dapat menyerap karbon dioksida dengan baik juga tinggi, lo, teman-teman.
Sayangya, gajah afrika masih banyak diburu oleh para pemburu untuk dimanfaatkan gadingnya saja.
Wah, semoga perburuan liar terhadap gajah afrika dan hewan lainnya tidak lagi dilakukan, ya, teman-teman.
Tonton video ini juga, yuk, teman-teman!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR