Bobo.id - Apakah teman-teman pernah merasa nyaman saat bengong? Bengong merupakan kondisi yang sangat umum.
Sebuah penelitian di University of Oregon, Amerika Serikat menyatakan bahwa baik sadar atau pun tidak, hingga 50 persen dari waktu kita seharian kebanyakan dipakai untuk bengong atau berpikir melayang ke mana-mana.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Tahu, Bangun Pagi Bisa Menyehatkan Otak dan Paru-Paru, lo!
Dalam sehari-hari, kebiasaan bengong dipercaya bukanlah suatu kebiasaan yang baik.
Ini karena bengong selalu dihubungkan dengan orang yang kurang kerjaan atau yang kurang produktif.
Itu sebabnya jika kita bengong, orang lain akan segera menyadarkan kita untuk tidak berlama-lama melakukan aktivitas itu.
Sebenarnya apa yang terjadi saat kita bengong, ya?
Beragam Jaringan dan Tingkat Kesadaran Manusia
Ini karena otak manusia memiliki jaringan dan tingkat kesadaran yang bermacam-macam. Jaringan itu bisa diaktifkan secara bergantian di luar dari kendali kita.
Nah, bentuk jaringan yang digunakan otak saat kita bengong dinamakan default-mode.
Sedangkan jaringan yang digunakan otak saat kita mengambil keputusan penting dinamakan executive control.
Baca Juga: Suka Menulis dengan Huruf Tegak Bersambung? Ini Baik untuk Otak Kita, lo!
Saat kita bereaksi atau memberi respon terhadap sebuah situasi tertentu, jaringan yang aktif disebut dengan salience.
Bengong Membuat Fungsi Kognitif Manusia Menjadi Menurun
Saat otak kita mengaktifkan jaringan default-mode, pikiran kita seolah berjalan otomatis.
Namun, yang terjadi pada kondisi default-mode menunjukkan bahwa aktivitas otak dengan fungsi kognitif (kesadaran, perasaan, dan sebagainya) akan menurun.
Ini artinya, kita menjadi sulit berkonsentrasi, mencerna informasi yang baru, menghafal sesuatu, dan memikirkan hal-hal sulit lainnya.
Baca Juga: Ternyata Bentuk Hidung Dipengaruhi Otak Besar, Apa Lagi Fakta Lainnya Tentang Hidung? (Bag. 2)
Saat bengong atau default-mode, otak kita bekerja lebih santai dan bebas. Inilah kenapa bengong sering membuat kita merasa nyaman.
(Penulis: Yomi Hanna)
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR