Menurut ahli biologi alam liar Justin Paugh, dari unggas yang masih bisa bertahan, ada lima persen bebek, 40 persen pelikan dan burung dandang yang mengalami gangguan gerak akibat sayapnya patah.
Bahkan, Justin Paugh menyampaikan bahwa sekitar 20 sampai 30 persen dari populasi burung di sekitar danau itu mati akibat badai. Menurut beliau, secara keseluruhan, burung yang terkena dampak hujan e situ ada 13.000 ekor.
Dampak Badai pada Lingkungan
Musim panas memang menjadi waktu di mana hujan badai sering terjadi, teman-teman.
Menurut laporan cuaca di wilayah Molt dan Rapelje yang terletak dekat area manajemen alam liar, kedua kota itu mengalami angin kencang.
Badai besar bukan hanya mengakibatkan populasi burung berkurang, namun juga merusak lahan pertanian, juga merusak jendela serta atap bangunan dan kendaraan yang ada di jalanan area itu.
Danau di Big Lake Wildlife Management Area dan lahan basah di sekitarnya adalah sarang dan tujuan migrasi bagi belasan spesies bebek, angsa, burung dandang, burung pantai, burung camar, pelikan, dan unggas air lainnya.
Pihak berwajib tetap akan mengawasi wilayah itu, teman-teman. Terutama mendeteksi adanya kemungkinan penyakit, seperti botulisme, yang disebabkan oleh jasad burung yang membusuk.
Baca Juga: Ada Tradisi Memancing Ikan Bersama Burung di Berbagai Negara, Pernah Tahu?
Source | : | NYpost,National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR