Bobo.id - Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan lokasi ibu kota Indonesia yang baru, yakni di Kalimantan Timur.
Selain diperkirakan minim bencana, Kalimantan Timur juga menyimpan banyak seni budaya yang indah, lo.
Selain tari-tarian dan seni musiknya, tanah suku Dayak ini juga punya kerajinan tangan yang dibuat dari bahan alami.
Baca Juga: Keledang, Buah Langka Kalimantan yang Rasanya Mirip Nangka dan Manggis
Apa saja kerajinan tangannya? Yuk, cari tahu!
Macam-Macam Anyaman
Masyarakat suku Dayak selalu menggunakan bahan alami untuk membuat kerajinan tangan. Kerajinan tangannya berupa anyaman, kain tenun, dan sulam.
Kebanyakan bahan yang digunakan untuk membuat anyaman adalah rotan.
Rotan-rotan itu disusun dan dianyam membentuk cahung atau semacam topi, tas, tikar, dan alat untuk keperluan sehari-hari lainnya.
Baca Juga: Kain Sasirangan Aneka Warna Khas Suku Banjar di Kalimantan Selatan
Selain rotan, ada juga anyaman yang dibuat dari daun pandan dan kulit pohon.
Kain Tenun dari Daun
Kain tenun dari Kalimantan Timur yang paling terkenal adalah kain tenun ulap doyo yang berasal dari suku Dayak Benuaq.
Dinamakan kain tenun ulap doyo, karena tenun ikat ini berbahan dasar serat daun doyo.
Daun doyo berasal dari tanaman sejenis pandan yang bernama latin Curculigo latifolia. Tanaman ini tumbuh di pedalaman Kalimantan.
Sebelum dijadikan bahan untuk kain tenun, daun doyo harus dikeringkan dan disayat sampai menjadi serat yang halus. Serat daun ini lalu dilinting sampai membentuk benang kasar.
Benang-benang itu lalu diberi warna dengan pewarna dari tumbuhan. Warna yang paling sering ditemui adalah merah dan cokelat.
Warna merah berasal dari buah glinggam, kayu oter, dan buah londo. Sedangkan warna cokelat berasal dari kayu uwar.
Baca Juga: Wah, Ternyata Dulu Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Filipina Satu Pulau
Manik-Manik Cerah
Manik-manik dari suku Dayak umumnya berwarna kontras atau terang seperti merah, kuning, hijau, putih, dan hitam. Warna-warna terang ini dianggap sebagai lambang keharmonisan Suku Dayak.
Suku Dayak Kenyah menjadikan manik-manik sebagai penghias aksesoris, seperti penutup kepala, tas, kalung, sampai pakaian adat.
Manik-manik itu disusun mengikuti pola atau bentuk yang dianggap suci dan membawa berkah.
Sayangnya, kerajinan suku Dayak sekarang sudah terancam punah. Salah satu penyebabnya adalah karena bahan yang digunakan semakin sulit ditemukan di alam.
Baca Juga: Kerbau Rawa di Kalimantan Selatan, Kerbau yang Jago Berenang
Sumber: Veronica, Suku Dayak Aoheng
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR