Setibanya di pancuran itu, Pak Rustam baru saja mengambil air dan hendak meneguknya. Si Burung Elang tiba tepat pada waktunya, ia lalu mengibaskan sayapnya hingga air yang dipegang itu tumpah.
Pak Rustam kesal sekali melihat tingkah laku sahabatnya. Ia sekali lagi mengambil air itu, tapi air itu ditumpahkan lagi. Demikian seterusnya, hingga berkali-kali.
Baca Juga: Yuk, Sayangi Bumi dengan Belajar dan Berpetualang Bersama di Alam
"Kurang ajar, kau!" Pak Rustam kesal sekali. Ia lalu memukul kepala sahabatnya hingga mati.
Plook... plook terdengar derap kuda. Oo, ternyata ada seorang pemburu lain. Ketika ia melihat Pak Rustam yang sedang kehausan, ia memberikan sedikit airnya.
"Terima kasih, Pak!" ujar Pak Rustam. "Nikmaaaat! Untung ada Bapak, jika tidak pasti saya akan mati kehausan." Pak Rustam meneguk lagi air pemberian sahabat barunya.
"Pak, kata orang air gunung segaaaar. Yo, kita coba!" ajak Pak Rustam. Tapi, aku heran kenapa tadi si Burung Elang sahabatku selalu menumpahkan air yang kuambil," Pak Rustam menceritakan keanehan tingkah laku sahabatnya.
Baca Juga: Jakarta Eat Festival 2019, Surga Bagi Pecinta Makanan Kekinian
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR