Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Ulah Pak Rustam.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
--------------------------------------------------------------------
Baca Juga: Cerpen Anak: Tidak Malas Lagi
Di tepi sebuah hutan tinggal seorang pemburu. Pak Rustam demikian namanya. Ia mempunyai seekor burung elang. Ke mana pun Pak Rustam pergi, ia selalu menemaninya. Terutama jika Pak Rustam pergi berburu. Aneh, ya aneh sekali! Padahal pemburu- pemburu lainnya selalu ditemani oleh seekor anjing.
Pada suatu hari Pak Rustam pergi berburu. Sial benar ia kali ini. Sudah lama ia berjalan-jalan di hutan, tapi belum juga mendapat seekor binatang buruan.
Baca Juga: Cerpen Anak: Terlalu Banyak Makan
Tiba-tiba Pak Rustam melihat seekor kijang yang besar lagi gemuk. Pak Rustam segera mengejarnya. Tapi kijang itu gesit sekaliiii. Larinya secepat angin. Setiap kali Pak Rustam hendak membidiknya, ia sudah lari menghilang entah ke mana.
Akhirnya Pak Rustam menyerah kalah. Dengan napas tersengal-sengal ia beristirahat. "Heeeeh... heeeeeh," terdengar napas Pak Rustam yang Senin-Kamis. "Aduuuuh, aku lupa membawa minuman. Elang, ayo kita mencari air. Aku haus sekali," mereka lalu mencari mata air.
Baca Juga: Di Akhir Pekan Nanti, Coba Buat Camilan Sehat dari Kentang, yuk!
Mereka menjelajahi hutan, padang rumput dan akhirnya tiba di sebuah lembah. "Hei sobat, percepat langkahmu!" kata si Burung Elang yang melihat dari kejauhan ada sebuah pancuran. "Di balik lembah itu ada sebuah pancuran."
Burung Elang pergi terlebih dahulu ke sana. Ia tidak hanya ke pancuran itu tapi juga ke sumbernya. liiih, alangkah terkejutnya si Burung Elang setibanya di sana. Tanpa menoleh ke kanan-kiri ia segera menemui majikan. "Moga-moga Pak Rustam belum minum air itu," kata si Burung Elang.
Baca Juga: Kucing Belang Tiga Tidak Pernah Punya Corak yang Sama, lo! Kok Bisa?
Setibanya di pancuran itu, Pak Rustam baru saja mengambil air dan hendak meneguknya. Si Burung Elang tiba tepat pada waktunya, ia lalu mengibaskan sayapnya hingga air yang dipegang itu tumpah.
Pak Rustam kesal sekali melihat tingkah laku sahabatnya. Ia sekali lagi mengambil air itu, tapi air itu ditumpahkan lagi. Demikian seterusnya, hingga berkali-kali.
Baca Juga: Yuk, Sayangi Bumi dengan Belajar dan Berpetualang Bersama di Alam
"Kurang ajar, kau!" Pak Rustam kesal sekali. Ia lalu memukul kepala sahabatnya hingga mati.
Plook... plook terdengar derap kuda. Oo, ternyata ada seorang pemburu lain. Ketika ia melihat Pak Rustam yang sedang kehausan, ia memberikan sedikit airnya.
"Terima kasih, Pak!" ujar Pak Rustam. "Nikmaaaat! Untung ada Bapak, jika tidak pasti saya akan mati kehausan." Pak Rustam meneguk lagi air pemberian sahabat barunya.
"Pak, kata orang air gunung segaaaar. Yo, kita coba!" ajak Pak Rustam. Tapi, aku heran kenapa tadi si Burung Elang sahabatku selalu menumpahkan air yang kuambil," Pak Rustam menceritakan keanehan tingkah laku sahabatnya.
Baca Juga: Jakarta Eat Festival 2019, Surga Bagi Pecinta Makanan Kekinian
"Mungkin ada sesuatu! Mari kita lihat ke mata airnya," kata si pemburu muda itu.
Mereka lalu pergi bersama-sama. Hiiii, di mata air itu tampak ada bangkai seekor ular cobra. Besar sekali, mungkin 10 meter panjangnya. Dan dari mulutnya keluar bisa beracun. Hiiiih, mengerikan sekali.
Baca Juga: Banyak yang Bingung, Hewan Ini Kelinci atau Burung Gagak, ya?
Kedua orang itu lalu mengangkat bangkai ular itu, agar air gunung itu bersih kembali.
Melihat bangkai ular itu, Pak Rustam terpana. "Jadi, si Burung Elang bermaksud baik. Ia ingin agar aku tidak keracunan, Ooh, aku yang bodoh!" Pak Rustam menyesali perbuatannya.
Ia dan temannya lalu kembali ke lembah itu. Pak Rustam mengambil tubuh si Burung Elang dan membawanya pulang. Di rumah si Burung Elang dikuburnya di halaman belakang.
Cerita dan Ilustrasi oleh: Dok. Majalah Bobo
Baca Juga: Dongeng Anak: Puteri Bau Kambing
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR