Bobo.id – Saat kita sakit, kita memang sebaiknya beristirahat sampai kondisi membaik, teman-teman, misalnya dengan tidur atau berbaring seharian.
Namun, kalau kita sehat, berbaring di kasur selama 24 jam saja bisa memengaruhi tubuh, lo!
Apa yang terjadi di tubuh jika seseorang berbaring di kasur seharian, seminggu, atau bahkan lebih lama lagi, ya?
Perubahan di Tubuh Jika Berbaring di Kasur 24 Jam
Di hari libur, mungkin ada teman-teman yang suka tidur-tiduran seharian, nih.
Rupanya, kalau seseorang tidur di kasur selama 24 jam tanpa bergerak, ada yang bisa terjadi pada organ di tubuhnya.
Yang pertama adalah paru-paru, teman-teman.
Jika seseorang tidak bergerak selama 24 jam, gaya gravitasi tidak menarik paru-paru kembali pada posisi semula.
Ini bisa membuat bagian bawah paru-paru orang itu mengerut, sehingga membuat lendir sulit melewati saluran di paru-paru.
Akibatnya, lendir terperangkap dan bisa menyebabkan infeksi yang memicu pneumonia.
Untuk menghindari ini terjadi, dokter biasanya menyuruh pasien yang harus berbaring seharian untuk sesekali duduk tegak dan batuk.
Baca Juga: Terlalu Lama Duduk Tidak Baik, Tapi Apa Jadinya kalau Terlalu Lama Berdiri?
Perubahan di Tubuh Jika Berbaring di Kasur Seminggu
Jika seseorang tidak beranjak dari kasur selama satu minggu, ada perubahan lain yang terjadi di tubuh.
Biasanya, otot dan tulang dan tulang seseorang membantu menopang berat tubuh di bawah gaya gravitasi saat berdiri.
Karena tidak digunakan selama satu minggu, maka tubuh bisa kehilangan kemampuan itu.
Setiap satu minggu seseorang berbaring di kasur, maka satu persen kepadatan tulangnya menghilang. Ini membuat tulang rapuh dan mudah retak.
Astronaut di stasiun antariksa juga mengalami ini karena tidak bergerak, sehingga mereka harus berolahraga setiap hari dan mengonsumsi makanan atau minuman tinggi kalsium.
Jika seseorang tidur di kasur selama satu minggu tanpa gerak, 1 persen massa ototnya juga hilang, nih, terutama di paha, pantat, dan bahu.
Biasanya, otot itu akan menyerap gula dari darah sebagai energi.
Namun, jika selama 10 hari orang terus berbaring, proses penyerapan gula dari darah ini bekerja lebih lambat. Ini membuat penumpukan gula di dalam darah dan bisa memicu diabetes tipe 2, teman-teman.
Perubahan di Tubuh Jika Berbaring di Kasur 2 Minggu
Di tubuh seseorang yang terus berbaring selama dua minggu bisa muncul bisul di area yang menekan bagian kasur terlalu lama, terutama daerah yang bertulang seperti pinggul, tulang ekor, atau pergelangan kaki.
Baca Juga: Jika Orang yang Terbiasa Tidur Larut Malam Tiba-Tiba Bangun Terlalu Pagi, Apa yang Terjadi?
Tekanan di tempat yang sama terlalu lama akan menghalangi aliran darah dan membuat sel kulit mati dan bahkan bisa merobek lapisan dan jaringan kulit, teman-teman.
Dalam waktu ini juga massa otot bisa berkurang 10 persen, yang berdampak pada berkurangnya oksigen dan aliran darah di tubuh.
Perubahan di Tubuh Jika Berbaring di Kasur 1 Bulan
Meski terlihat seperti beristirahat, orang yang berbaring di kasur selama 1 bulan akan merasa lebih lelah.
Ini dipengaruhi oleh berkurangnya sirkulasi oksigen di tubuh.
Lama-kelamaan, tubuh tidak lagi kuat menahan beban berat tubuh karena kondisi otot dan tulang yang lemah.
Tidur terlalu lama di kasur berbulan-bulan juga tidak baik untuk otak dan kesehatan mental.
Meskipun mungkin teman-teman tidak ada yang ingin tidur di kasur selama berbulan-bulan atau berminggu-minggu, ini bisa mengingatkan kita bahwa bergerak itu penting, teman-teman.
Bahkan, meski kita merasa lelah, mungkin saja kita kurang bergerak aktif seperti olahraga dan terlalu sering bermalas-malasan.
Jika sedang sakit dan harus beristirahat di atas kasur, dokter juga menyarankan untuk bergerak di atas kasur supaya jantung dan otot tetap bekerja.
Tentu saja bersantai boleh, tapi jangan sampai jadi malas bergerak, ya, teman-teman!
Baca Juga: Teman-teman Malas Olahraga di Pagi Hari? Coba Lakukan Tips Ini
Yuk, lihat video ini juga!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Science Insider |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR