"Kak Oni ulangannya bagus-bagus minggu ini, jadi dia dapat hadiah," jawab Ayah dengan tenang.
Adikku Eti cemberut.
"Kamu tidak mau, Oni?" tanya Ayah.
"Eh, mau, mau, Ayah!"jawabku, cepat-cepat.
Ah, Ayah! Kalau aku tidak segera menjawab bukan karena aku menolak, tetapi aku terlalu gembira. Sudah lama aku ingin berlibur ke Semarang, di rumah Tante Dita ku ini. Ohoho, di sana tak ada macam-macam aturan ketat. Semula kami berencana hanya tinggal dua hari di Semarang, hari Sabtu dan Minggu. Ternyata, Nenek masih rindu padaku. Nenek meminta kami tinggal dua hari atau tiga hari lagi.
Baca Juga: Selalu Dipakai Adik Bayi, Apakah Anak-Anak Juga Bisa Memakai Minyak Telon?
"Lo, Oni harus sekolah, Bu!" Ibu memberi alasan.
"Aku masih ingin bersama cucuku. Minta izin pada Bu Guru untuk bolos sehari lagi saja," ujar Nenek, ringan.
Ibuku kelihatan hendak membantah. Wah, apa kata Ayah nanti? Aku tak berani komentar. Aku sih mau saja berapa lama pun tinggal di rumah Tante Dita. Soalnya, segalanya serba menyenangkan.Tidak ada aturan begini, begitu! Mana mungkin Ibu menolak permintaan nenekku yang sudah hampir delapan puluh tahun itu? Jadilah, kami memperpanjang tinggal di rumah Tante Dita.
Baca Juga: Gas Rumah Kaca dan Sumbernya Bisa Terbentuk secara Alami Maupun dari Aktivitas Manusia, lo!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR