Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Mengapa Burung Beo Selalu Meniru Suara.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
---------------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Seorang Nenek dengan Sarang Semut di Kakinya
Dahulu kala, hewan-hewan di hutan bisa berbicara seperti manusia. Mereka bercakap, bekerja sambil bercakap, juga hidup rukun dan damai. Pada suatu hari Ibu Peri Penjaga Hutan mengumpulkan penghuni rimba. Ia berkata, "Anak-anakku, Sang Pencipta telah menciptakan makhluk baru. Namanya manusia. Sang Pencipta memutuskan bahwa manusialah yang akan berbicara dengan bahasa kita. Dan kita diperintahkan untuk mencari bahasa dan suara baru untuk kita pakai mulai saat ini."
Pada mulanya para penghuni rimba terkejut. Namun mereka sadar bahwa tidak mungkin menolak kehendak Sang Pencipta.
Baca Juga: Dongeng Anak: Gubuk Tua Pak Togi
"Ibu Peri Penjaga Hutan, kami tunduk kepada kehendak Sang Pencipta. Namun sekarang kami belum bisa mencari bahasa baru untuk kami pakai. Berilah kami waktu," ujar Singa mewakili teman-temannya.
"Aku mengerti. Kalian diberi waktu satu minggu. Kalian akan berkumpul lagi di sini dan memberitahu padaku bahasa apa yang kalian pilih. Setelah itu, pakailah bahasa serta suara itu, dan lupakan bahasa manusia."
Maka pulanglah penduduk hutan ke tempat masing-masing. Mereka mulai berpikir keras untuk mencari suara yang gagah dan cocok untuk mereka masing-masing.
Baca Juga: Ikan Discus, Si Cantik dari Sungai Lembah Amazon yang Sensitif
Begitulah, hari demi hari penduduk hutan sibuk bersuara. Mencari-cari suara yang akan mereka pakai selanjutnya. Singa yang telah dinobatkan sebagai raja hutan karena keberaniannya, lebih dahulu memilih suara mengaum.
"Aouuuuum," katanya dengan gagah memamerkan suaranya. Penduduk hutan yang lain senang mendengarnya. Mereka merasa suara itu pas benar dengan bentuk tubuh singa yang gagah.
Akan tapi tidak semua hewan senang mendengarnya. Burung Beo yang usil malah menertawakan suara itu.
Baca Juga: Tidak Hanya Kendaraan, Ternyata Penyu Juga Dilengkapi GPS
"Hahaha, mirip orang sakit gigi," cetus Beo sambil tertawa terbahak-bahak. Singa sangat malu mendengarnya.
Begitulah, hari berganti hari, semuanya mencoba berbagai suara kecuali Beo. Ia sibuk mengejek suara-suara yang berhasil ditemukan.
"Hahaha, seperti suara pintu yang tidak diminyaki," ejek Beo kepada Jangkrik yang menemukan suara berderik. "Hahaha, kudengar neneknenek tertawa," ejeknya kepada Kuda.
Baca Juga: Pencinta Bubble Tea? Datang ke Boba Fest di Gandaria City, yuk!
"Ban siapa yang bocor? Hahaha," ia menertawakan suara desis Ular.
Begitulah pekerjaan Beo setiap hari. Ia sibuk mengintip dan menertawakan penduduk hutan lainnya yang mencoba suara bam. Teman-temannya tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka malu dan langsung menghindar dari Beo. Akan tetapi Beo selalu berhasil menemukan dan menirukan suara mereka.
"Mbeeeek," tirunya ketika melihat Kambing.
"Ngok-ngooook," tirunya ketika melihat Babi.
Baca Juga: Ada Embun pada Gelas yang Berisi Minuman Dingin, Kok Bisa, ya?
Tak terasa sudah satu minggu. Penduduk hutan harus berkumpul kembali untuk mengumumkan suara yang mereka pilih.
Ibu Peri Penjaga Hutan memanggil mereka satu per satu. Beo saja yang masih saja tertawa., ia pikir teman-temannya bodoh, karena suara yang mereka temukan lucu-lucu.
Tibalah giliran Beo untuk mengumumkan suara barunya. Ia maju ke depan.
Baca Juga: 5 Negara Asia Ini Tidak Pernah Dikuasai oleh Bangsa Eropa, di Mana Saja, ya?
"Mbeeeek," jeritnya.
"Hei itu suaraku," kata Kambing. Yang lain tertawa.
Beo tertegun. Ia baru sadar, selama ini ia terlalu sibuk mengejek teman-temannya sehingga lupa untuk mencari suaranya sendiri.
Baca Juga: Tidak Hanya di Indonesia, Bihun dan Bakwan Juga Ada di Korea!
"Muuu,...guk-guk,...meong," Beo panik. Ia menirukan saja suara yang pernah ia dengar. Tentu saja Sapi, Anjing, dan Kucing tertawa terbahak-bahak.
Baca Juga: Apa Itu Sinusitis? Apakah Sama dengan Pilek? #AkuBacaAkuTahu
Beo sangat malu. Akhirnya ia menangis tersedu-sedu. Ia minta maaf kepada teman-temannya.
Dengan tersenyum Ibu Peri Penjaga Hutan berkata, "Sudahlah, kamu akan tetap kuhadiahkan sebuah suara. Tapi sebagai pelajaran, kau akan tetap menirukan suara orang, sehingga kau akan ditertawakan selamanya."
Begitulah riwayatnya, mengapa burung beo selalu menirukan suara-suara.
Cerita oleh: Muwardi Santoso
Baca Juga: Setelah 2 Tahun, Operet Aku Anak Rusun Hadir Kembali
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR