Bobo.id - Siapa yang gemar mendengarkan lagu? Kalau iya, lagu apa yang sering teman-teman dengarkan?
Bagi yang sangat suka mendengar lagu, tidak lengkap rasanya jika sehari tidak mendengarkan lagu.
Baca Juga: Suka Menyanyi? Yuk, Ikut Hidupkan Kembali Lagu-Lagu Anak dari Dendang Kencana!
Dulu, orang-orang hanya bisa mendengarkan lagu lewat radio, CD, dan kaset. Hal ini menimbulkan keterbatasan untuk mendengarkan lagu.
Semenjak kemajuan teknologi, sekarang kita bisa mendengarkan lagu di mana saja lewat Youtube dan aplikasi pemutar musik yang ada di ponsel.
Baca Juga: Mendengarkan Musik Bisa Meningkatkan Kreativitas, Bagaimana Penjelasannya, ya? #AkuBacaAkuTahu
Nah, pernahkah teman-teman terngiang terus-menerus pada sebuah lagu? Padahal, kita sedang tidak mendengarkannya.
Ternyata ada penjelasan ilmiah soal hal ini, lo. Cari tahu, yuk!
Baca Juga: Pernah Tidak Makan Seharian? Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Kita
Kenapa Lagu Bisa Terngiang di Kepala Kita?
Ternyata, saat kita mendengarkan lagu bukan hanya telinga saja yang menerima sinyal suara. Otak kita juga ikut bekerja untuk mencerna lagu yang kita dengarkan itu.
Salah satu kerja otak yang bisa kita rasakan saa mendengarkan lagu adalah adanya perubahan suasana hati.
Setiap lagu yang kita dengarkan akan memberi pengaruh pada suasana hati atau perasaan kita. Misalnya, jika kita mendengarkan lagu sendu atau sedih, perasaan kita juga akan ikut bersedih.
Baca Juga: Pernah Alami Kram Kaki saat Tidur? Lakukan Hal Ini untuk Mencegahnya
Sebaliknya, saat mendengar lagu yang senang, suasana hati menjadi lebih baik.
Bahkan tanpa disadari kita sudah mendalami lagu itu sambil menggerakan kaki, kepala, atau jari tangan kita.
Tidak hanya itu, bahkan beberapa lagu bisa terus terngiang di otak dan pikiran kita. Berikut ini adalah dua penyebabnya.
Baca Juga: Hujan Meteor Sering Disebut Bintang Jatuh, Bagaimana Hujan Meteor Bisa Terjadi?
1. Earworm
Walaupun namanya Earworm, tapi kondisi ini bukan menandakan adanya parasit yang terjebak di dalam telinga.
Earworm adalah istilah yang digunakan ketika sebuah lagu terputar dengan sendirinya di otak.
Saat fenomena ini terjadi, ada yang meresponsnya dengan bersenandung. Namun, ada pula yang merasa terganggu dengan munculnya lagu tersebut.
Baca Juga: Kelinci dengan Telinga Menggantung Ternyata Bisa Tuli, Apa Sebabnya?
Earworm biasanya muncul setelah kita mendengarkan lagu yang cocok dengan telinga kita. Kondisi ini jugabisa muncul ketika seseorang sedang stres dan melamun.
Semakin sering didengar, alunan lagu bisa terjebak di area otak, yakni auditory cortex atau dalam bahasa Indonesia berarti korteks pendengaran.
Munculnya kondisi earworm ini tidak berbahaya dan tidak dianggap mengganggu oleh sebagian besar orang.
Earworm justru dianggap memberikan keuntungan pada otak sebagai hiburan agar tidak bosan dan menjernihkan pikiran.
Baca Juga: Tidak Hanya Menghangatkan Tubuh, Inilah Manfaat Minum Air Hangat
2. Musical Ear Syndrome
Lagu yang terputar tiba-tiba di otak ternyata juga bisa disebabkan oleh masalah medis, lo, sebutannya adalah music ear syndrome.
Kondisi ini menyebabkan kita seperti mendengar alunan lagu, tetapi orang lain tidak bisa mendengar suara tersebut.
Ear music syndrome sangat rentan terjadi pada orang yang memiliki gangguan pendengaran.
Baca Juga: Ada Arus di Bawah Permukaan Air Laut, Bagaimana Arus Terbentuk?
Orang dengan kondisi ini mengatakan bahwa tak hanya lagu saja yang terdengar. Kadang suara yang muncul bisa berupa suara nyanyian atau musik instrumentalnya saja.
Munculnya lagu yang terngiang di kepala tiba-tiba ini, kadang sangat mengganggu hingga membuat penderitanya tidak bisa tidur nyenyak.
Penyebab music ear syndrome tidak diketahui secara pasti. Namun, peneliti percaya kondisi ini terjadi akibat auditory cortex yang menjadi hipersensitif karena telinga kehilangan kemampuan untuk mendengar dengan baik.
Baca Juga: Ada Arus di Bawah Permukaan Air Laut, Bagaimana Arus Terbentuk?
Tonton video ini, yuk!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR