Bobo.id - Ada sepuluh negara di dunia yang mengonsumsi mi dalam jumlah tinggi, teman-teman.
Data ini diperoleh dari Global Demand of Instan Noodle, yang menunjukkan negara-negara dengan konsumsi mi paling tinggi.
Coba teman-teman tebak, negara kita ada di peringkat berapa dalam jumlah konsumsi mi?
Indonesia berada di peringkat kedua, sedangkan peringkat pertama ditempati oleh Tiongkok dan Hongkong.
Ternyata, empat peringkat teratas negara yang mengonsumsi mi adalah negara-negara di Asia, lo.
Baca Juga: Telur Baru atau Telur Lama? ini Cara Mengetahui Umur Telur
Nah, kalau mi menjadi makanan yang banyak dikonsumsi oleh penduduk Asia, di negara-negara Eropa maupun Amerika, warganya lebih mengenal pasta.
Pasta memiliki beragam jenis yang lebih banyak dibandingkan dengan mi.
Meskipun lebih beragam, pasta dan mi terbuat dari bahan yang hampir sama, teman-teman. Bahkan ada mi yang bentuknya mirip dengan pasta spageti.
Menurut teman-teman, apakah mi yang juga dibuat dari tepung terigu dan air termasuk dalam keluarga pasta?
Bahan Pembuatnya Hampir Sama, Mi dan Pasta Berbeda, lo
Meskipun dua jenis makanan ini terbuat dari bahan yang hampir sama, namun keduanya berbeda.
Hal ini menyebabkan mi bukan merupakan bagian dalam keluarga pasta, nih, teman-teman.
Perbedaan mi dan pasta ada pada bahan yang digunakan dan jenis pengolahan bahan-bahan yang digunakan.
Mi dan Pasta Terbuat dari Bahan yang Berbeda
Hal pertama yang membuat mi tidak termasuk dalam keluarga pasta adalah bahan pembuat keduanya yang berbeda, teman-teman.
Mi biasanya terbuat dari tepung yang digiling dari gandum biasa dan nantinya ditambahkan berbagai bahan lainnya.
Baca Juga: Antara Roti Gandum dan Roti Tawar Putih, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh, ya?
Sedangkan pasta terbuat dari durum semolina, jenis gandum yang juga disebut sebagai gandum pasta.
Durum semolina memiiliki tekstur yang lebih kasar dari tepung yang digunakan untuk membuat mi.
Meskipun bahan utama pembuat pasta adalah durum semolina, tapi tidak semua pasta dibuat menggunakan tepung ini, karena durum semolina harganya mahal.
Namun di Italia, ada peraturan yang mengharuskan pembuat pasta membuat pasta menggunakan durum semolina.
Baca Juga: Salted Egg Jadi Makanan Populer, Bagaimana Munculnya Hidangan Ini, ya?
Proses Pembuatan Mi dan Pasta Tidak Sama
Selain bahan pembuatnya yang berbeda, cara pengolahan bahan sampai membentuk mi atau pasta juga berbeda, nih, teman-teman.
Bahan pembuat mi, yang biasanya terdiri dari tepung, air, dan garam akan diproses dan dipipihkan menjadi lembaran adonan yang datar dan lebar.
Nah, adonan ini kemudian akan masuk ke mesin pemotong, atau bisa juga dipotong secara manual menggunakan pisau dan alat pemotong lainnya.
Untuk membuat pasta, bahan utama yang dibutuhkan biasanya hanya durum semolina yang dicampur dengan air dan bahan tambahan lain, tapi tanpa menggunakan garam.
Campuran berbagai bahan ini akan menciptakan adonan yang kaku agar mudah dibentuk.
Untuk membentuk pasta, adonan akan dimasukkan ke mesin pencetak khusus, nih, teman-teman.
Ada banyak mesin yang digunakan untuk mencetak pasta, mulai dari spageti, fetucinni, lasagna, makaroni, dan berbagai jenis pasta lainnya.
Cara Penjualan Mi dan Pasta Juga Berbeda
Hal lain yang membuat mi tidak termasuk dalam keluarga pasta adalah cara penjualan keduanya yang berbeda, nih, teman-teman.
Baca Juga: Ada yang Seperti Spaghetti dan Bihun, Es Krim-Es Krim ini Bukan Es Krim Biasa
Kalau teman-teman perhatikan di supermarket, mungkin kita hanya akan menemukan pasta dan mi dijual dalam bentuk kering.
Namun sebenarnya mi dijual dalam berbagai bentuk, lo, mulai dari mi segar yang dijual setelah dibuat, kering, setengah matang, sudah dikukus, maupun digoreng.
Sedangkan pasta hanya dijual dalam bentuk kering saja, apa pun bentuk dan jenisnya.
Perbedaan pada Tekstur, Rasa, dan Kuah atau Saus
Hal lainnya yang membuat mi tidak termasuk dalam keluarga pasta adalah perbedaan di tekstur, rasa, dan kuah atau saus yang digunakan, nih, teman-teman.
Dalam pembuatan dan konsumsi mi, biasanya orang-orang mencari tingkat elastisitas atau kelenturan dan kelembutan pada mi yang dikonsumsi.
Apakah teman-teman pernah mendengar istilah al dente saat seseorang mengolah pasta?
Istilah ini berarti setengah matang, di mana pasta memiliki tekstur lembut di bagian luar, tapi masih sedikit keras di bagian dalamnya.
Baca Juga: Teh Baik untuk Tubuh, Tapi Apa Jadinya Jika Terlalu Banyak Minum Teh?
O iya, rasa pasta yang belum diberi saus biasanya sama dan cenderung hambar, berbeda dengan mi yang sudah memiliki rasa, meskipun tipis.
Kuah atau saus yang digunakan untuk mengonsumsi mi dan pasta juga berbeda, nih, teman-teman.
Saat mengonsumsi mi, biasanya kuah akan encer seperti air maupun sedikit kental. Sedangkan pasta biasanya akan menggunakan saus yang kental dan tidak merendam pasta.
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR