Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Truk Biru.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
---------------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Hati yang Tulus
Ada Truk Tua berwarna biru tinggal di sebuah pertanian. Setelah bekerja bertahun-tahun, Truk itu sekarang terlihat seperti rongsokan. Bannya penuh tambalan, catnya memudar dan mengelupas.
Seekor sapi bernama Eloise juga tinggal di pertanian itu. Eloise bahkan lebih tua daripada Truk. Bulu telinganya terlihat kusam dan tanduknya mengelupas.
Baca Juga: Dongeng Anak: Kurcaci di Taman Bunga
Punggungnya melengkung dan ekornya kusam dengan bulu saling menempel. Namun Truk itu tak mempedulikan bagaimana penampilan Eloise. Truk itu selalu suka cara Eloise melenguh sambil melangkah menggoyangkan ekornya, sepanjang jalan kecil menuju gudang. Itu selalu terjadi tiap sore saat pemerahan susu. Truk itu juga suka mata Eloise yang berwarna cokelat lembut. Setelah bertahun-tahun, Eloise tak lagi menghasilkan banyak susu untuk keluarga petani. Pak Tani memutuskan untuk membawa Eloise ke kota dan menjualnya.
Hari itu, Pak Tani menaikkan Eloise ke atas Truk Tua itu untuk pergi ke kota.
Baca Juga: Pernah Lupa Suatu Kata ketika Berbicara? Fenomena Lethologica Namanya
Di kota sangat ramai. Mobil membunyikan klaksonnya dan derit ban mobil direm terdengar sepanjang jalan. Ada bulldozer yang merubuhkan rumah tua. Ada dua mobil pemadam kebakaran lewat dengan sirine yang memekakkan telinga. Eloise belum pernah ke kota sebelumnya. Dia mengejapngejapkan matanya dan menggoyangkan ekornya. Truk Tua merasa gelisah. Sesuatu harus dilakukannya agar Eloise selamat, pikirnya. Namun bagaimana mungkin sebuah truk tua menyelamatkan seekor sapi?
Truk itu berpikir keras. Makin keras ia berpikir, makin banyak bensin terpakai, sampai akhirnya dret... dret... bensinnya benarbenar habis. Truk itu berhenti di tengah jembatan yang sibuk lalu lalang mobil.
Mobil-mobil di belakangnya membunyikan klaksonnya, dit... dit... terdengar bising sekali. Supirnya mengeluarkan kepala di jendela seraya berteriak agar Pak Tani menjalankan mobilnya. Eloise pun mulai melenguh.
“Mboo... mboooo." Pak Tani keluar dari truknya dan pergi ke pompa bensin. Ketika ia kembali nampak peluh membasahi wajahnya.
Baca Juga: Lebih Kaya Seratnya, Apakah Nasi Merah Boleh Dikonsumsi Tiap Hari?
"Semoga tak ada lagi kesulitan", kata Pak Tani sambil mengisi bensin ke tanki truknya. Setelah selesai ia mulai menjalankan truk itu melewati jembatan.
Akan tetapi Truk itu masih harus menyelamatkan Eloise. Ia masih merasa khawatir, jadi radiatornya mulai memanas, sampai akhirnya st... st... terlihat asap mengepul dari kap depan mobil itu.
Baca Juga: Bagai Negeri di Atas Awan, Lihat Wisata Kabut di Kebun Buah Mangunan, yuk!
Pak Tani terpaksa menghentikan truknya dan membuka kap mesinnya. Eloise yang berada di belakang mulai menghentakkan kakinya ke lantai truk.
Pak Tani akhirnya kembali pergi mencari air untuk isi radiator. Tak lama ia kembali dengan seember air lalu mengisi radiator itu. "Sekarang jalanlah dan jangan membuat susah", katanya sembari menutup kap.
Namun Eloise tetap harus diselamatkan. Truk Tua itu lebih resah dari sebelumnya, karena jarak tujuan sudah semakin dekat. Lalu akhirnya bum... salah satu bannya pecah.
Baca Juga: Fenomena Embun Es Membuat Gunung Gede Jadi 'Padang Es', Ada Apa?
Pak Tani terlihat begitu marah. Dia menghentikan Truk dan mengeluarkan dongkrak untuk melepaskan ban yang kempes. Setelah ban lepas, lalu ia menggelindingkannya ke bengkel untuk diperbaiki.
Antrean panjang terjadi karena ban truk pecah. Bunyi klakson kembali bersahutan, suaranya memekakkan telinga. Eloise juga merasa terganggu dan kembali melenguh, "Mboo....!"
Baca Juga: Cari Tahu Kandungan Telur Bebek dan Manfaatnya untuk Tubuh Kita, yuk!
Begitu bannya selesai diperbaiki, Pak Tani memasangnya kembali ke rodanya. Namun ia memandang ke arah Truk Tua itu seraya menggaruk kepalanya. "Jangan-jangan, kau tak ingin aku menjual Eloise ya?" katanya pada truk tua itu. "Yah, baiklah. Mungkin kau benar, Eloise akan tinggal di pertanian bersama kita. Baiklah sekarang kita kembali".
Truk tua itu merasa lega. Ia membunyikan klaksonnya dengan nyaring karena gembira. Mungkin ia hanya truk tua, tapi ia sudah menyelamatkan Eloise agartidak dijual.
Mulai saat itu. Di mana pun truk itu bekerja, Eloise selalu berada dekat dengannya. Terkadang teman Pak Tani datang ke pertanian itu dan bertanya, mengapa tidak dijual saja sapi tua itu. Dengan tertawa ia akan menjawab,
"Menjual Eloise? Tidak... tidak! Truk Tuaku pasti tidak akan mengizinkannya."
(Dari buku Eloise And The Old Blue Truck, diterjemahkan oleh Lita Puspita)
Baca Juga: Tidak Hanya Ada di Banten, Ini Daftar Negeri di Atas Awan Lainnya
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR