Bobo.id - Seseorang yang menderita asma akan mengalami kesulitan bernapas ketika penyakit ini kambuh.
Selain membuat kesulitan bernapas, penyakit asma yang kambuh juga akan membuat penderitanya merasakan sakit di bagian dada, teman-teman.
Asma yang merupakan penyakit kronis ini dipicu oleh adanya peradangan saluran pernapasan.
Akibatnya, hal ini membuat saluran pernapasan menjadi bengkak dan menjadi sangat sensitif.
Inilah sebabnya seseorang yang memiliki penyakit asma biasanya membawa obat inhaler khusus yang akan digunakan saat penyakit asma yang dideritanya kambuh sewaktu-waktu.
Nah, ada beberapa hal yang perlu kita tahu mengenai asma, termasuk pemicu kambuhnya penyakit asma maupun kenapa seseorang bisa menderita asma.
Baca Juga: Ternyata 7 Kebiasaan Ini Berbahaya untuk Tubuh, Salah Satunya Berbisik
Kambuhnya Asma Dapat Berhubungan dengan Alergi
Ada orang yang memiliki alergi pada serbuk sari, debu, atau udara dingin.
Nah, pada orang yang menderita alergi hal-hal tadi, mungkin pemicu alergi akan menyebabkan tubuh menjadi tidak nyaman karena memicu reaksi pada tubuh, seperti gatal-gatal.
Namun berbeda dengan orang yang memiliki penyakit asma, pemicu alergi bisa menyebabkan efek yang cukup serius dan berisiko.
Pada orang yang memiliki alergi, pemicu alergi atau alergen tadi akan memicu tubuh melepaskan bahan kimia yang menghasilkan antibodi.
Baca Juga: Jadi Kotoran di Dalam Hidung, Apa Fungsi Upil dan Dari Mana Asalnya?
Sedangkan pada penderita asma, alegen akan terasa efeknya di paru-paru, nih, teman-teman.
Akibatnya, alergen menyebabkan paru-paru meradang, saluran udara yang membawa udara jadi membengkak dan terisi lendir.
Hal ini menyebabkan aliran udara terhambat dan menyebabkan gejala asma, seperti batuk dan sesak napas.
Baca Juga: Refleks Menutup Mata saat Mendengar Suara Keras? Ini Penyebabnya
Asma Kemungkinan Adalah Penyakit Keturunan
Meskipun asma merupakan penyakit yang paling umum atau sering terjadi pada anak-anak, tapi dokter masih belum mengetahui pasti penyebabnya, nih, teman-teman.
Namun menurut peneliti, asma kemungkinan merupakan penyakit keturunan.
Hal ini ditemukan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2010, di mana penderita asma yang ayah atau ibunya adalah penderita asma akan dua kali lebih mungkin menderita asma.
Sedangkan seseorang yang orang tua dan kakek neneknya menderita asma akan empat kali lebih mungkin menderita asma.
Nah, karena asma juga berhubungan dengan alergi, yang juga merupakan penyakit keturunan, maka hal ini bisa menjelaskan bagaimana asma adalah penyakit keturunan.
Baca Juga: Mengapa Musim Hujan Terjadi pada Waktu yang Berbeda di Setiap Daerah?
Pemicu Asma Ada di Mana-Mana
Sama seperti alergi, pemicu asma yang diderita seseorang juga bisa ada di mana-mana, nih, teman-teman.
Pemicu asma yang paling umum termasuk alergen seperti debu, asap rokok, asap knalpot mobil, jamur, bulu hewan, maupun asap lainnya.
Tidak hanya pemicu dari lingkungan sekitar, ada juga pemicu lain, seperti pilek, infeksi sinus, asam lambung, bahkan stres yang dialami penderitanya.
Inilah sebabnya, seorang yang memiliki penyakit asma disarankan untuk sebisa mungkin menghindari atau membatasi paparan terhadap pemicu.
Tujuannya tentu saja agar penyakit asma tidak kambuh lagi, teman-teman.
Asma dapat dengan Mudah Didiagnosa
Penyebab penyakit asma memang belum ditemukan dengan pasti, nih, teman-teman.
Namun dokter dapat dengan mudah melakukan diagnosis terhadap penyakit asma, lo.
Salah satu cara paling mudah bagi dokter untuk melakukan diagnosis terhadap penyakit asma adalah dengan tes fungsi paru-paru.
Kalau seseorang melaporkan gejala asma seperti batuk, sesak napas, dan terasa sulit mendapatkan udara, maka dokter akan memeriksa kekuatan pernapasan sebelum dan sesudah menggunakan inhaler.
Baca Juga: Mendengarkan Lagu Memunculkan Ingatan Tertentu, Apa Sebabnya, ya? #AkuBacaAkuTahu
Jika pernapasan jadi membaik setelah menggunakan inhaler, ini artinya seseorang tadi kemungkinan besar menderita asma.
Namun tes ini masih akan dilanjutkan dengan rontgen sinar X untuk mengetahui pasti diagnosis asma.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Mental Floss |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR