"Esti baik, kok!" bela Dini.
"Apanya yang baik? Jorok begitu! Bajunya selalu kumal ..."
Bukannya menurut, Dini malah memberikan bebetapa bajunya kepada Esti. Itu kuketahui ketika Esti main ke rumah dengan memakai baju adikku yang kukenali. Begitu Esti pulang, tanpa dipanggil Dini melapor kepadaku.
"Kak Dewi bilang, baju Esti selalu kumal. Itu baju loakan, ibunya hanya mampu beli di situ. Baju Esti memang tidak bagus, tapi bersih. Waktu dia minta beberapa baju, Dini kasih. Kalau bajunya bagus, dia boleh bermain dengan Dini ya?!"
Baca Juga: imoo Watch Phone Z6, Apa Kelebihannya Dibandingkan Jam Tangan Pintar Lain?
Tentu saja tidak boleh! Bermain dengan anak jorok itu, adikku ikutikutan jadi jorok. Pulang ke rumah pasti kotor. Mainannya tanah dan bunga-bunga.
Masih banyak lagi sikapku yang tidak bijaksana terhadap Dini. Kejadian seminggu yang lalu membuka mataku dan sekarang aku menyesaaal sekali.
Sore itu aku mengajarinya matematika. Mungkin pelajaran itu cukup berat baginya. Satu jam aku menjelaskan, belum juga dia mengerti. Sikap tak sabaranku kambuh lagi. Bagaimana mungkin aku yang juara kelas punya adik goblok begitu. Kubentak-bentak dia, bahkan beberapa kali aku menggebrak meja.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR