Setelahnya, pekerja yang sudah memiliki modal usaha pun menjual bakmi buatannya sendiri dengan menggunakan gerobak.
Karena dijual dengan berkeliling di sekitar rumah penduduk, bakmi dari Gunungkidul pun menjadi populer di seluruh kalangan masyarakat, begitupun di Solo.
Lalu, mengapa bakmi jawa di Solo dijual pada malam hari, ya?
Baca Juga: Terbuat dari Bahan yang Hampir Sama, Apakah Mi Termasuk Pasta?
Bakmi Jawa di Solo Dijual di Malam Hari
Jika teman-teman berkunjung ke Solo, mungkin teman-teman harus bersabar menunggu sampai waktu makan malam untuk mencicipi bakmi jawa.
Yap, di Solo, kuliner yang satu ini baru dijajakan di warung makan pinggir jalan setelah matahari terbenam. Ada juga pedagang bakmi jawa yang berkeliling dengan gerobaknya.
Ternyata alasan bakmi jawa baru dijual pada malam hari berhubungan dengan budaya masyarakat Solo, nih.
Menurut Bapak Heri Priyatmoko, masyarakat Solo memiliki kebiasaan terjaga sampai malam hari.
Ada tradisi dalam masyarakat Solo di mana malam hari justru jadi saatnya keluar untuk makan atau sekadar jajan.
Bapak Heri menjelaskan bahwa orang Solo banyak yang meyakini bahwa malam hari adalah saat yang tepat untuk berdiskusi, mencari inspirasi, mencari ide, atau menghasilkan karya seni.
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR