Tak jauh dari situ, ada seorang perempuan tua juga sedang berkunjung ke kuburan. la menyuruh seorang penjaga menyabit rumput. Setelah rapi, ia menaburkan bunga dan mendekati Iva.
"Kuburan siapa, Nak? Kamu sendiri ke sini?" tanyanya.
"Ya, Oma. Ini kuburan mama Iva. Sudah dua tahun Mama meninggal. Oma menengok kuburan siapa?" tanya Iva.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Burung Garuda Jadi Lambang Negara Indonesia
"Kuburan teman. Panggil saja saya Oma Lusi," jawab si oma yang mirip dengan oma Iva yang gemuk pendek.
"Kuburan teman?" Iva menegaskan. Oma Lusi duduk dekat Iva, lalu berkata, "Ya, teman, atau lebih tepat disebut sahabat. Namanya Ana. Dulu Oma menikah dengan duda beranak empat Oma sulit menghadapi anak-anak itu, karena mereka tidak menerima Oma. Rasanya Oma putus asa. Tapi Ana selalu mendorong Oma untuk menerima kenyataan dan terus berusaha mendekati anak-anak itu. Karena dorongannya Oma bertahan. Akhirnya semua berjalan baik dan sekarang keempat anak itu sudah dewasa. Ada yang jadi dokter, insinyur, notaris, dan ahli pertamanan."
Iva terdiam. Sekarang dia bias memahami kesulitan seorang ibu tiri. Lalu Iva bercerita tentang keluarganya.
"Memang perlu waktu untuk saling memahami. Tapi tindakanmu kali ini keliru. Kamu akan membuat orang di rumah bingung karena pergi tanpa pamit."
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR