Pak Anto menggelenggelengkan kepala.
"Buang saja dendam itu Pak Amang. Pak Dudi sudah meninggal akibat serangan darah tinggi. Itu terjadi tiga bulan setelah Pak Amang mengundurkan diri. Hanya kami tak tahu alamat Pak Amang dan
Pak Amang juga tak pemah kontak kami, jadi berita itu tak bisa kami sampaikan!" demikian penjelasan Pak Anto. Pak Amang terdiam. Rupanya selama ini ia salah langkah. La terus mengingat kata-kata Pak Dudi dan membencinya, tapi ternyata Pak Dudi sudah meninggal. Tak ada gunanya dipermasalahkan lagi. Dan dendamnyajuga merupakan dendam yang sia-sia. Dan kalau dipikir, ada benarnya pendapat Pak Dudi. Pak Amang harus meningkatkan ketrampilan melukisnya. Hanya cara mengemukakannya terlalu pedas.
Malam itu Pak Amang tidur nyenyak. la sudah membuang dendamnya. Dendam yang sia-sia. Kira-kira sebulan kemudian penyakit eksimnya sudah sembuh. Dan nama Amang Subandi terkenal sebagai pelukis bunga dan ia pun mulai aktif melukis sampul buku lagi dengan teknik yang lebih baik.
Cerita oleh: Ny. Widya Suwarna
Baca Juga: Bukan Nasi, 4 Makanan Ini Justru Lebih Menyumbang Banyak Kalori di Tubuh
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR