Bobo.id - Benda-benda yang ada di ruang angkasa biasanya akan diberi nama supaya mudah dibedakan dengan benda antariksa lainnya.
Mulai dari bintang, planet, hingga asteroid, hampir semua benda antariksa yang sudah ditemukan para astronom memiliki nama masing-masing.
Nama benda-benda antariksa itu bisa berasal dari mitologi Yunani, mitologi Romawi, maupun dari nama penemunya.
Baca Juga: Mengenal Polaris, Bintang Utara yang Tidak Pernah Terbit dan Terbenam
Selain itu, nama-nama benda antariksa juga bisa berasal dari bahasa di negara-negara dunia.
Nah, baru-baru ini, ada dua benda langit yang diberi nama dari Indonesia, lo. Benda langit itu diberi nama Dofida dan Noifasui.
Nama kedua benda antariksa itu berasal dari bahasa Nias. Yuk, kita cari tahu fakta-faktanya!
Baca Juga: Sudah Enggak Pakai Hewan, Sirkus Ini Ganti dengan Teknologi Canggih
Dofida dan Noifasui
Bintang HD 117618 dan planet yang mengitarinya HD 117618 b, resmi diberi nama dari Indonesia.
Dofida untuk bintang HD 117618 dan Noifasui untuk eksoplanet HD 117618 b. Kedua objek langit ini berada di rasi Centaurus.
Rasi ini terletak di belahan langit selatan sehingga kita yang tinggal di Indonesia dapat terus menyaksikannya di langit malam.
Baca Juga: Bisakah Kita Melihat Bintang-Bintang dari Galaksi Lain? #AkuBacaAkuTahu
Rasi Centaurus, tepat berada di sebelah kiri rasi bintang Pari, sang penanda arah mata angin selatan.
Dofida berarti bintang kita dalam bahasa Nias. Sementara Noifasui berarti mengelilingi dalam bahasa Nias.
Kata ini berasal dari gabungan dua kata, ifasui yang berarti berkeliling dan no yang berarti telat dan masih terus berlanjut sampai saat ini.
Mengenal Bintang Dofida
Bintang dofida sebenarnya sudah diketahui sejak zaman dahulu dan tidak ada yang menemukan.
Bintang yang berada di rasi Centaurus ini tergolong bintang redup dan berjarak sekitar 124 tahun cahaya dari Bumi.
Meski tergolong bintang redup, Dofida mirip dengan Matahari. Dofida memiliki massa 110 persen Matahari dan diameter 117 persen Matahari.
Baca Juga: Bukan Berbentuk Bulat, Bintang Achernar Justru Berbentuk Lonjong
Selain itu, kelas spektralnya pun sama dengan Matahari, yakni bintang kelas G dengan usia sekitar empat miliar tahun.
Temperatur permukaan atau fotosfer-nya pun hampir serupa dengan Matahari, yaitu 6.000 derajat Kelvin atau 5.726 derajat Celcius.
Bontang Dofida sulit untuk diamati secara langsung dengan mata, bahkan di daerah yang paling gelap sekalipun.
Namun, dengan menggunakan binokuler kecil, bintang Dofida dapat ditemukan.
Mengenal Eksoplanet Noifasui
Berbeda dengan bintang Dofida yang sudah sejak lama diketahui, eksoplanet Noifasui bisa dikatakan baru ditemukan.
Planet Noifasui baru ditemukan pada 2004 lewat program Anglo-Australian Planet Search, hasil kerjasama Inggris dan Australia.
Planet ini ditemukan dengan menggunakan teleskop 3,9 meter di Observatorium Siding Spring, Australia.
Planet Noifasui dikenal sebagai kelompok "Jupiter panas". Ukurannya sangat besar dengan massa 57 kali Bumi kita atau setara seperenam massa Jupiter.
Baca Juga: Lubang Hitam di Pusat Bimasakti 'Menendang' Sebuah Bintang, Ada Apa?
Orbit Noifasui sangat dekat ke bintang induknya. Orbit itu juga sangat lonjong, mirip orbit asteroid.
Orbit itu ditempuhnya sekali putaran hanya dalam 26 hari. Artinya setahun di planet ini hanya selama 26 hari saja.
Planet ini juga merupakan planet yang tak mungkin dihuni karena posisinya yang terlalu dekat dengan bintang induknya.
Posisi yang terlalu dekat bisa membuat permukaan planet ini menjadi sangat panas dan penuh radiasi.
(Penulis: Gloria Setyvani Putri)
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR