Kalender Baru yang Membingungkan
Kalender itu kemudian disempurnakan oleh raja berikutnya, yaitu Raja Numa Pompilius.
Dalam kalender itu satu tahun berjumlah 354 hari dan 12 bulan, beliau menambahkan bulan Januari dan Februari setelah Desember.
Bulan Januari dan bulan Februari itu masing-masing terdiri dari 28 hari dan Februari merupakan bulan terakhir.
Namun karena angka genap disebut sebagai lambang ketidakberuntungan, satu tahun dijadikan 355 hari, dengan bulan Januari ditambahkan lagi satu hari.
Lalu, kenapa bulan Februari yang dipilih jadi bulan dengan hari yang paling sedikit?
Menurut Slate, kemungkinan ini berhubungan dengan bangsa Romawi melakukan ritual menghormati leluhur yang sudah meninggal pada bulan itu.
Kemudian, salah satu bulan harus ada yang dibuat memiliki hari genap supaya jumlah harinya tetap 355.
Tapi ternyata kalender itu kurang sesuai dengan perubahan musim karena tidak berdasarkan waktu Bumi mengorbit Matahari.
Semakin lama, kalender itupun semakin membingungkan.
Baca Juga: Nama Bulan dalam Kalender Diambil dari Mitologi Roma, lo! (Bag. 2)
Lahirnya Kalender Julian dan Tahun Kabisat
Akhirnya 45 tahun sebelum Masehi, Raja Julius Caesar mengutus ahli untuk mengubah kalender Romawi menjadi kalender matahari seperti kalender peradaban Mesir.
Setelah dilakukan banyak perubahan, kalender Julian pun memiliki 30 dan 31 hari untuk setiap bulan, kecuali bulan Februari yang memiliki 28 hari.
Saat itulah rata-rata hari dalam setahun adalah 365,25 hari.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | slate.com,timeanddate.com,Mental Floss |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR