Penyebabnya adalah karena saat itu lobster di wilayah Massachuset sangat banyak, hingga menyebabkan orang-orang bosan memakannya. Bahkan saat itu lobster jadi salah satu makanan para narapidana di penjara.
Namun mulai abad ke-18, lobster jadi makanan yang diminati banyak orang setelah makanan kaleng mulai populer dan lobster juga dikemas dalam kaleng.
Masyarakat Amerika Tengah yang mengonsumsi lobster kalengan pun kemudian mengunjungi wilayah New England untuk mendapatkan lobster segar.
Nah, saat itulah lobster mulai disajikan di restoran untuk para turis dan membuat harga loster menjadi tinggi.
Baca Juga: Larangan Penggunaan Kantong Plastik Sekali Pakai di Jakarta, Apa yang Harus Dilakukan?
Tomat
Sebelum menjadi buah yang disukai dan digunakan pada berbagai masakan, tomat pernah dijuluki sebagai 'apel beracun', teman-teman.
Sebutan 'apel beracun' ini sebenarnya bukan benar-benar karena tomat mengandung racun yang bisa berbahaya bagi manusia.
Pada akhir tahun 1700an, banyak orang yang tidak lagi mengonsumsi tomat karena buah ini dianggap beracun dan mematikan.
Padahal, tomat yang berubah menjadi berbahaya dan beracun ini disebabkan oleh penyajiannya yang kurang tepat.
Baca Juga: Sering Makan dengan Cepat? Ubah Kebiasaanmu Karena Bisa Menyebabkan Penyakit Ini
Saat itu, makan malam akan disajikan dengan mewah, yaitu meletakkan makanan di atas piring yang terbuat dari timah, termasuk buah-buahan.
Nah, tomat yang diletakkan di atas piring timah akan bereaksi dan menyebabkan keluarnya sejenis asam tertentu yang berbahaya.
Namun banyak orang yang tetap menghindari mengonsumsi buat ini meskipun tidak disajikan dengan piring timah, karena anggapan orang-orang mengenai buahnya yang beracun.
Tomat mulai populer di Eropa setelah pizza juga jadi makanan yang popluler, yaitu sekitar tahun 1880-an.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Reader's Digest,smithsonianmag.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR