Bobo.id - Wilayah Antartika yang berada di kutub selatan Bumi sedang dilanda ‘salju darah’, teman-teman.
Fenomena ini disebut ‘salju darah’ karena ada banyak bercak merah yang menutupi es dan salju.
Sebenarnya apa yang terjadi, ya? Dari mana asalnya warna merah pada es dan salju di Antartika itu?
Fenomena ‘Salju Darah’ di Antartika
Fenomena ‘salju darah’ ini juga dikenal dengan nama ‘salju semangka’.
Meski begitu, salju itu tidak bisa dimakan, karena penyebab salju di Antartika berwarna merah itu beracun bagi manusia.
Memang apa yang menyebabkan salju dan es itu berwarna merah, Bo?
Beberapa minggu lalu, ilmuwan dari Pusat Penelitian Vernadsky Ukraina di Pulau Galindez, Antartika, menemukan bahwa salju dan es di tempat riset itu berubah warna dari yang awalnya putih bersih, menjadi berwarna merah darah.
Ilmuwan itu adalah ahli ekologi kelautan, Andrey Zotov, dari Akademi Sains Nasional Ukraina. Beliau memang sedang melakukan penelitian di Antartika.
Akademi Sains Nasional Ukraina pun menjelaskan sebab dari ‘salju darah’ itu, teman-teman, penyebabnya adalah alga atau ganggang.
Ganggang yang ada di salju dan gletser itu adalah jenis ganggang merah Chlamydomonas Chlamydomonas nivalis.
Baca Juga: Indonesia dan 2 Negara Asia Tenggara Ini Juga Punya Tempat Bersalju
Ganggang Penyebab ‘Salju Darah’
Ganggang merah itu sebenarnya hidup di balik salju dan pegunungan di seluruh dunia.
Yap, ganggang merah penyebab ‘salju darah’ itu bisa bertahan hidup di air yang membeku.
Saat musim dingin, ganggang merah Chlamydomonas Chlamydomonas nivalis tidur di bawah salju dan es.
Namun, saat ini di wilayah kutub selatan, termasuk Antartika sedang musim panas, teman-teman.
Ketika musim panas tiba dan salju mencair, ganggang itu berkembang dan menyebarkan spora seperti bunga yang berwarna merah.
Baca Juga: Danau Lava yang Panas Juga Ditemukan di Antartika yang Dingin, lo!
Apakah Fenomena ‘Salju Darah’ Ini Berbahaya?
Fenomena ‘salju darah’ itu sudah mulai diperhatikan oleh ilmuwan sejak tiga abad sebelum Masehi.
Warna merah yang ada pada salju itu asalnya dari pigmen warna karotenoid di dalam ganggang.
Pigmen warna merah itu menyerap panas dan melindungi ganggang dari cahaya ultraviolet, sehingga ganggang itu bisa menyerap nutrisi dari cahaya matahari saat musim panas tanpa mengalami perubahan genetik.
Namun meski bermanfaat bagi ganggang, fenomena itu tidak baik bagi salju dan es. Sebabnya, fenomena ‘salju darah’ itu menyebabkan terjadinya pemanasan dan es mencair secara berulang-ulang.
Mekarnya ganggang itu menjadi salah satu hal yang memengaruhi perubahan iklim, karena warna merah pada salju menyebabkan salju hanya membiaskan lebih sedikit cahaya matahari sehingga lebih cepat leleh.
Sehingga, semakin banyak ganggang yang “mekar” dan menyerap panas, semakin cepat es di sekitarnya meleleh. Semakin banyak es yang meleleh juga membuat ganggang itu semakin cepat menyebar.
Fenomena itupun bisa terus terulang jika ganggang merah semakin menyebar.
Perubahan iklim juga membuat suhu Bumi meningkat, sehingga makin banyak es meleleh dan ganggang yang semakin menyebar.
Baca Juga: Ilmuwan Mengungkap Sebab Jutaan Burung Mati di Tepi Samudra Pasifik, Ada Apa?
Yuk, lihat video ini juga!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Science Alert,Live Science |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR